Jakarta, Liputan.co.id – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron menyatakan pihaknya sudah mengingatkan pemerintah perihal akan terjadinya kelangkaan garam di Indonesia.
Peringatan tersebut menurut Herman, sudah dia sampaikan kepada pemerintah sekitar empat bulan yang lalu.
“Indikasinya waktu itu, saya katakan bahwa pabrik-pabrik garam sudah tidak memiliki bahan baku pembuat,” kata Herman, Jumat (4/8/2017).
Menurut politikus Partai Demokrat itu, produksi garam dalam negeri terganggu karena musim hujan yang berkepanjangan.
“Di sisi lain, impor garam memang tertutup sebagai upaya pemerintah mengangkat produksi garam rakyat dalam negeri. Indonesia negara maritim, pantai kita panjang, kualitasnya juga tidak kalah. Tinggal cara dan teknologi yang mana yang bisa menyamai produk-produk garam dari luar negri,” tegasnya.
Karena warning dari DPR tidak diindahkan pemerintah lanjutnya, situasi kelangkaan garam sekarang harus ada solusinya.
“Pertama, dihitung dan dipenuhi kebutuhan bahan baku pabrik garam itu secara pasti. Soal izin impor garam 75.000 ton sudah terbit, tentu tidak harus utuh semuanya masuk, tetapi dihitung berapa proporsional yang bisa dipenuhi oleh impor dan berapa besar yang bisa dipenuhi oleh garam lokal,” saran dia.
Bila perhitungan dilakukan secara cepat dan tepat, pemerintah menurut Herman tidak perlu lagi impor garam, bahkan suatu saat Indonesia bisa ekspor garam. (zul)
Komentar