Jakarta, liputan.co.id – Arah peradaban dan kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh konsep pendidikan yang berkelanjutan. Hipotesa tersebut menurut anggota Komisi X DPR RI, Toriq Hidayat juga berlaku bagi Indonesia sebagai suatu bangsa.
“Masalahnya, titik lemah kita di bidang pendidikan justru tidak ada konsep pendidikan yang berkelanjutan tersebut. Ganti menteri, ganti pula kurikulum pendidikan nasional,” kata Toriq, kepada wartawan, di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Senin (2/10/2017).
Perubahan kurikulum pada setiap ganti menteri pendidikan lanjutnya, harus segera dihentikan. Caranya ujar dia, harus kemauan politik yang cukup kuat dari Presiden.
Akibat gonta-ganti kurikulum ini lanjutnya, para guru dan siswa kesulitan menentukan sistem belajar mengajar pada pendidikan dasar dan menengah. “Akhirnya ada sekolah yang pakai satuan pendidikan Kurikulum tahun 2006 dan ada juga yang memberlakukan Kurikulum tahun 2013.
Untuk itulah, Komisi X DPR membutuhkan masukan dari para stakeholder mulai tenaga pendidik dan praktisi pendidikan serta civitas akademika lainnya untuk menemukan solusi sekaligus merumuskan pola baku dalam konsep pendidikan berkelanjutan sebagai grand design.
“Selama ini perubahan kurikulum sangat merepotkan. Kita butuh grand desain pendidikan yang berkelanjutan. Jika terjadi pergantian menteri tidak perlu ganti kebijakan lagi karena sudah ada grand desainnya,” saran politikus PKS itu.
Komentar