Jakarta, Liputan.co.id – Realisasi penerimaan pajak era Presiden Joko Widodo lebih rendah di banding masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Fakta tersebut menurut pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamudin Daeng menunjukkan perencanaan yang buruk, tidak realistis, sangat ambisius, dan kualitas fiskal yang sangat buruk.
“Ini sekaligus mencerminkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang kurang baik dan cenderung korup,” Salamudin, dalam fokus grup diskusi “Melacak Angka Statistik Kesejahteraan Rakyat dalam APBN 2018”, di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta Rabu (21/11/2017).
Namun begitu lanjutnya, kondisi tersebut bukan hanya sebagai bagian agenda pembangunan nasional rencana pemerintahan Jokowi melainkan juga dipicu skenario besar rezim keuangan global dalam rangka menjarah kekayaan ekonomi nasional, yang terjadi hampir di seluruh bagian dunia.
Dicontohkannya dalam tiga tahun terakhir (2011, 2012, 2013) pemerintahan Presiden SBY, menargetkan penerimaan perpajakan masing-masing Rp878.685 triliun, Rp1.016.237 trilyun, dan Rp1.148.365 triliun, dengan realisasi Rp873.874 triliun, Rp980.518 triliun, dan Rp1.077.307 triliun.
“Artinya, masing-masing memiliki selisih minus Rp4.811 triliun atau 0,55 persen terdistorsi, Rp35.719 triliun (-3,51 persen), dan Rp71.058 triliun (-6,19 persen),” ungkapnya.
Perbandingan era Presiden Jokowi dalam tiga tahun terakhir (2014, 2015, 2016) sesuai data Bank Indonesia masing-masing disebutkan target Rp1.246.107 triliun, Rp1.489.255 triliun, dan Rp1.539.166 triliun, dengan realisasi Rp1.146.866 triliun, Rp1.240.419 triliun, dan Rp1.284.970.
“Atau selisihnya masing-masing minus Rp99.241 triliun yang terdistorsi -7,96 persen, Rp248.837 triliun (-16,71persen), dan Rp254.196 triliun (-16,52persen),” jelasnya.
Kondisi itu imbuhnya, tidak terbantu oleh kebijakan Tax Amnesty pada 2015. “Bahkan kuat indikasi bahwa proyek pemerintah itu dijadikan ajang korupsi, cuci uang hasil kejahatan ekonomi baik di dalam maupun di luar negeri,” pungkasnya.
Komentar