Jakarta, Liputan.co.id – Presiden Joko Widodo melakukan ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Maulana Syaikh Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Menurut rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Kamis, (23/11/2017), makam tersebut berlokasi di Pondok Pesantren Darunahdlatain Nahdlatul Wathan yang berada di Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur.
Tiba di lokasi, Presiden disambut Pimpinan Pondok Pesantren yakni Hajjah Sitti Rauhun dan langsung menuju makam tokoh yang merintis organisasi massa terbesar di Pulau Lombok NTB Nahdlatul Wathan (NW) itu.
Setibanya di makam, Jokowi dan rombongan terbatas berdoa di samping makam Maulana Syaikh yang baru saja dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 9 November 2017 yang lalu.
Usai berdoa, Presiden menaburkan bunga ke makam dan dilanjutkan dengan bertemu dan berdialog dengan para santri yang telah menantinya di masjid di dekat kompleks Makam.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan rasa bahagianya dapat berkunjung ke pondok pesantren tersebut dan kunjungannya ini merupakan kunjungan balasan terhadap Pimpinan Pondok Pesantren Hj. Sitti Rauhun yang telah beberapa kali hadir ke Istana Kepresidenan Jakarta.
“Kehadiran beliau pada saat pemberian gelar pahlawan nasional Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Abdul Majid pada 9 November lalu beliau hadir sendiri, ibu Umi Hajah Siti untuk menerima gelar pahlawan dari Ayahanda. Alhamdulillah tadi saya juga sudah ziarah ke makam beliau. Ini merupakan kebahagiaan bagi saya,” ujar Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden kembali mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara besar yang memiliki 17.000 pulau, 714 suku, 516 kabupaten/kota dan lebih dari 1100 bahasa daerah.
“Kita harus bersyukur karena diberikan persaudaraan yang kuat, persatuan yang kuat, ukhuwah islamiyah kita yang kuat, ukhuwah wathoniyah kita yang kuat. Negara kesatuan sekarang inshaallah sampai akhir zaman,” kata Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut antara lain Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Muhammad Zainal Majdi.
Komentar