Ada 100 Kota Lagi Berharap Ngopi Bareng Fahri

Kendari, liputan.co.id – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyelesaikan “roadshow” yang dinamai “Ngopi Bareng Fahri” Kamis (3/5) di kedai Kopi Kita, Kendari, Sulawesi Tenggara. “Kafe ‘aslinya’ adalah tempat beradu pikiran. Kita keliling Indonesia dari kedai ke kedai ingin menjadikan kafe tidak hanya sebagai tempat bersantai, tapi juga tempat berdiskusi,” kata Fahri Hamzah usai acara.

Acara Ngopi Bareng Fahri (NBF) sendiri telah menyelesaikan 18 kali acara di berbagai kota. Diawali di Jakarta pada awal Februari 2018, kemudian mulai merambah ke berbagai kota di banyak provinsi. Diantaranya telah ke Makassar, Dompu, Bandung, Malang, Surakarta, Banyuwangi, Mataram, Bandar Lampung, Serang dan Gorontalo. Bahkan sesi ke-17 sempat dilakukan di Taiwan bersama mahasiswa dan tenaga kerja Indonesia yang ada di Taipei.

Uniknya, anak-anak muda di berbagai daerah yang menyelenggarakan acara NBF berkolaborasi dengan kedai kopi setempat dan mengusulkan acara itu ke koordinator NBF pusat, yang menamakan dirinya relawan FahR1voice. Koordinator FahR1voice pusat, Wulan, mengatakan bahwa masih ada 100 kota lebih yang mengharapkan NBF segera terlaksana di wilayahnya.

“Berdasarkan usulan yang masuk, setelah ini kita akan ke Pontianak, Banda Aceh, Purwakarta, Cirebon, Palembang, Palu, Timika, Medan, Padang, dan seterusnya,” jelas Wulan.

Di Indonesia, kafe dan kedai kopi adalah pusat pertumbuhan kelas menengah baru. Pasar kopi domestik sendiri telah mendominasi permintaan kopi nasional.

“Kegiatan ngopi keliling ini jadi ajang diseminasi pengetahuan politik, penyadaran budaya demokratis dengan cara diskusi sekaligus berdampak ekonomis bagi kafe lokal, karena acara ini ini membuat kafe dipenuhi pengunjung,” terang Zainal, koordinator FahR1voice Jawa Barat yang juga seorang ‘master kopi’ dan memiliki ‘roaster’ serta jaringan kedai kopi se-Indonesia.

Fahri Hamzah mengklaim bahwa NBF telah memfasilitasi dialog lintas kepentingan, lintas parpol dan lintas generasi kini yang hidup antara dunia offline dan online.

“Acara ngopi seperti ini telah menghidupkan demokrasi di lokasi-lokasi kafe yang sedang bersemi di Indonesia. Ngopi dan diskusi ini juga menutup jurang dangkalnya percakapan kita di media sosial yang saat ini makin mendominasi,” tutup politisi PKS.

Komentar