Emma Yohanna: Proses Demokrasi Tak Adil Tanpa Kesetaraan Gender

Padang – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Hj Emma Yohanna mengatakan perempuan memiliki peran strategis dalam menyukseskan demokrasi Indonesia. Bahkan menurut Emma, partisipasi politik perempuan merupakan salah satu prasyarat terlaksananya demokrasi.

Hal tersebut dikatakan Emma dalam Sosialisasi Perempuan Pengawas Pemilu bertajuk “Sosialisasi Peran Perempuan dalam Pengawasan Pemilu Provinsi Sumatera Barat”, di Hotel Grand Inna Muara, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (28/10/2019).

“Peran perempuan di kancah politik harus bisa dimaksimalkan. Sebab tidak adil dan tidak utuh sebuah proses demokrasi jika perempuan tidak mendapatkan tempat setara dengan laki-laki. Saya ingin perempuan aktif sehingga jumlahnya terus bertambah di legislatif,” kata Emma.

Peraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif DPD RI tahun 2019 di Provinsi Sumatera Barat itu mengungkap bahwa sedikitnya jumlah perempuan di Parlemen disebabkan oleh masih kentalnya budaya patriarki yang mendiskriminasi perempuan, dan berlapis beban sosial yang ditanggung oleh perempuan di ruang privat dan publik.

Selain itu, Senator Indonesia asal Sumatera Barat ini juga menilai kekeliruan persepsi publik bahwa pendidikan, kemampuan dan kecerdasan politik perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Untuk itu, Emma mengajak partai politik dan organisasi kemasyarakatan untuk memberikan pendidikan politik dan membuka kesempatan kepada kaum perempuan untuk secara aktif perempuan dalam posisi startegis.

Selain itu, Ia mengajak kaum perempuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kritis dalam diri bahwa keberadaan perempuan dalam mekanisme mengambil kebijakan adalah penting. Semakin banyak perempuan yang terlibat dalam mengambil kebijakan, maka suara perempuan akan mampu memengaruhi kebijakan yang dibuat.

“Kaum perempuan harus menyiapkan kader-kader terbaik dan berkualitas untuk berpartisipasi aktif dalam bidang politik dengan cara memperkuat kerja sama dan dukungan antar-sesama perempuan serta harus menyadari, bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai hak dan kesempatan yang sama,” ungkapnya.

Senada, di acara yang sama, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumatera Barat Elly Yanti mengatakan, perempuan menjadi bagian penting yang menentukan kualitas keterpilihan calon perempuan yang bisa mewakili kepentingan perempuan yang nantinya berjuang untuk kepentingan perempuan yaitu keadilan dan kesetaraan.

Menurutnya, perempuan penting ikut dalam aktivitas politik. Jika tidak artinya perempuan sepenuhnya menyerahkan kebijakan pengambilan keputusan kepada laki-laki yang tidak berspektif terhadap kepentingan perempuan. Dia khawatir, perjuangan perempuan untuk mencapai keadilan dan kesetaraan tidak bisa tercapai.

“Sudah menjadi kewajiban Bawaslu Sumbar untuk mewujudkan pengawasan partisipatif dengan berbagai kalangan, diyakini kaum perempuan bisa menjadi corong informasi kepada kalangan masyarakat untuk turut serta dalam pengawasan kepemiluan,” kata Elly.

Kegiatan Bawaslu Sumbar tersebut dibuka oleh Ketua Bawaslu RI, Abhan dan menghadirkan pemateri lainnya antara lain Anggota DPR RI Nevi Zuairina dan Ketua Bundo Kandung Provinsi Sumatera Barat Profesor Raudha Thaib.