Paksakan Aklamasi, Mahyudin: Pecah Lagi Golkar

Jakarta – Aklamasi penentuan Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024 bisa dilakukan jika cuma ada satu calon ketua umum. Kalau calon lebih dari satu, maka aklamasi untuk Ketua Umum Partai Golkar tidak bisa diberlakukan.

Demikian dikatakan kader Partai Golkar yang juga Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, DR H Mahyudin, menjawab pertanyaan wartawan, di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan – Jakarta, Rabu (20/11/2019).

“Saya dengar, ada upaya aklamasi. Menurut saya itu bisa terjadi kalau calonnya cuma satu. Kalau lebih dari satu, maka aklamasi tak bisa digelar,” ujar Mahyudin.

Dijelaskannya, saat ini ada bakal calon Ketua Umum Partai Golkar dua orang yaitu Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Airlangga Hartarto.

Kalau akan menempuh jalur musyawarah kata Mahyudin, maka yang bermusyawarah itu Bamsoet dengan Airlangga. Misalnya hasil musyawarah mereka berdua disepakati yang satu jadi ketua umum dan satunya lagi ketua harian. “Itu kompromi politik namanya. Biasa terjadi,” kata dia.

Kalau dipaksanakan aklamasi kata Mahyudin, maka pecah lagi Golkar. “Menurut saya, lakukan saja Musyawarah Nasional Partai Golkar sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga,” sarannya.

Namun Senator Indonesia asal Provinsi Kalimantan Timur itu menyarankan Airlangga fokus menangani perekonomian Indonesia yang saat ini tengah dibayang-bayangi krisis ekonomi yang sudah melanda sejumlah negara di dunia.

“Menurut saya sih, akan lebih baik Pak Airlangga fokus membangun ekonomi Indonesia yang tengah terancam resesi. Nggak usah ikut terlalu jauh dengan dinamika partai. Tapi kalau Airlangga tetap maju, juga tidak masalah,” ujarnya.