JAKARTA – Kerusuhan kembali terjadi di Lapas Klas II B Sorong, Papua Barat pada, Rabu (22/4) malam. Diduga kerusahan dipicu karena ada rasa cemburu karena adanya program asimilasi kepada tahanan akibat Covid-19.
Atas kejadian ini, Anggota Komisi III DPR-RI Fraksi PKS Aboe Bakar Alhabsyi mendesak pihak terkait untuk melakukan penyelidikan atas kerusuhan tersebut. Parahnya, dalam kerusuhan itu terjadi pembakaran terhadap fasilutas umum dalan Lapas.
“Saya menyayangkan ada kerusuhan terjadi di Lapas Klas II B Sorong, Papua Barat, pada Rabu malam kemarin. Seharusnya hal seperti ini tidak boleh terjadi, perlu dilakukan penyidikan atas apa yang terjadi di sana,” kata Aboe Bakar kepada Liputan.co.id lewat pesan tertulisnya, Kamis (23/4).
“Adanya pembakaran fasilitas umum dalam lapas tentunya harus dipertanggung jawabkan,” sambungnya.
Sampai saat ini, berita yang beredar kerusuhan tersebut disebabkan kecemburuan karena adanya program asimilasi. Tentunya ini harus ada pendalaman, apakah memang ada something wrong dari program tersebut yang menyebabkan adanya reaksi dari penghuni lapas.
“Memang kita mendengar beredar informasi adanya tarif tertentu untuk mendapatkan proses asimilasi. Apakah hal seperti ini yang juga menjadi latar belakang kejadian tersebut, kita perlu cek,” ujarnya.
Politisi asal Kalimantan Selatan ini menyarankan, Dirjen Pemasyarakatan perlu turun tangan untuk melakukan audit. Agar situasi serupa tidak terjadi di tempat lain.
“Sebenarnya fraksi PKS sudah mengusulkan adanya Komisi Pengawas Pemasyarakatan, yang fungsinya menjamin pemenuhan hak hak warga binaan sehingga dapat mencegah kejadian seperti ini,” ucapnya.
“Kemudian jika ada persoalan seperti ini, komisi independen tersebut yang akan melakukan audit atau pemeriksaan ke dalam lapas,” tutup Aboe Bakar. (***)
Komentar