Resmikan Rumah Tahfidz Center, Ketua DPD berharap Indonesia Jadi Negeri Hafal Quran

Malang – Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti manfaatkan akhir Ramadhan dengan melakukan lawatan ke sejumlah pondok dan makam para wali, salah satunya ke Pondok Pesantren An-Nur Malang. Dalam kesempatan tersebut, La Nyalla didaulat meresmikan Rumah Tahfidz Center (RTC).

Dalam kunjungannya, La Nyalla juga mengajak Senator asal Provinsi Jawa Timur Adila Azis. Sebagai bagian dari himbauan Ketua DPD kepada para Senator untuk turun langsung ke daerah pemilihannya guna lakukan pengawasan dan pemantauan situasi dan dinamika sosial.

“Di akhir Ramadhan yang penuh berkah ini, kita menyaksikan tambahan gedung Rumah Tahfidz Center sebagai wadah aktivitas menghafal Al-Quran, mengamalkan, dan membudayakan nilai-nilai Al-Quran. Ikhtiar ini merupakan upaya mengentaskan buta huruf hijaiyah. Target kita ialah menjadikan Indonesia sebagai negeri penghafal Quran. Hafidz dan hafidzah sebagai panutan umat, ulama, serta pemimpin yang mencintai Allah dan dicintai masyarakat. Semoga menjadi embrio  terwujudnya generasi Qurani,” kata La Nyalla, di Pondok Pesantren An-Nur 1, Bululawang Malang, Jumat (22/5/2020).

Menurut penuturannya, hingga Maret 2020, tercatat jumlah Rumah Tahfidz Center (RTC)  yang terverifikasi di Indonesia mencapai lebih 1.200 Unit. Dengan semakin banyaknya jumlah Rumah Tahfidz tersebut, maka diyakini sebaran dakwah Daarul Quran akan terus meluas, meliputi berbagai lapisan masyarakat hingga ke pelosok negeri.

“Berbekal keyakinan itu, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Rumah Tahfidz Pondok Pesantren An-Nur 1 ini saya resmikan. Semoga setiap hafalan santri mengalir pahalanya untuk ustadz, ustadzah, pengasuh, dan pendiri Pondok,” harapnya.

La Nyalla menjelaskan bahwa Pondok Pesantren An-Nur 1 adalah pondok pesantren yang tertua di wilayah Malang Raya. Didirikan oleh Kiai Haji Muhammad Anwar Bin Haji Nuruddin pada tahun 1941. Pada awalnya, pondok ini hanya sebuah langgar yang digunakan sebagai tempat mengaji yang berada di sebelah rumahnya. Namun dengan berjalannya waktu, jumlah santri yang menimba ilmu semakin banyak. Sampai akhirnya berdirilah pondok An-Nur.

“Tidak sekedar mengajar mengaji, beliau juga membina dan mendidik masyarakat. Seusai masa pendudukan Jepang dan agresi Belanda, jumlah santri terus bertambah,” ungkapnya.

Saat ini pondok An-Nur terus berkembang. Selain mendalami ilmu agama, santri juga belajar ilmu terapan. Santri dibekali keterampilan seperti bahasa asing dan wirausaha. Fasilitasnya sangat memadai. Bahkan belakangan Pondok Pesantren An-Nur 1 memiliki sekolah unggulan.

“Hal ini membuktikan besarnya peran Pondok Pesantren An-Nur dalam melahirkan generasi shalih dan shalihah kebanggaan keluarga, bangsa, dan agama. Generasi andal dan mandiri yang siap menghadapi perubahan zaman. Mampu mencukupi kebutuhannya, tidak menjadi beban masyarakat, bahkan bisa menyantuni orang-orang sekitarnya. Selaras dengan namanya, An-Nur yang artinya cahaya. Cahaya ilmu dan amal,” tambahnya.

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1, KH Ahmad Fahrur Rozi menyampaikan terima kasih atas kehadiran Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti di pondok pesantren An Nur 1 Bululawang, Malang.

Ia mengatakan bahwa saat ini, jumlah santri di seluruh Pondok An-Nur mencapai 8 ribu santri. Sementara santri di Ponpes An-Nur 1 ditempati 1550 santri putra putri. Saat ini, hampir keseluruhan sudah pulang ke tempat tinggal masing masing. Yang masih tertinggal di pondok hanya ustad dan ustadzah.

“Dulu kami memiliki asrama yang tidak memiliki tempat tidur. Alhamdulillah atas bantuan pak La Nyalla akhirnya kita bisa mengisi kamar-kamar di pondok sebanyak 154 tempat tidur. Semoga pak La Nyalla senantiasa sehat walafiat dalam menjalankan tugas negara ini. Kami tahu perjuangan beliau terhadap perkembangan pondok pesanten di Jawa timur ini. Termasuk kepada santri dan para pengasuhnya,” pungkas KH Ahmad Fahrur Rozi.

Komentar