PKS Serukan Rakyat Hindari Kandidat Instan Di Pilkada Serentak

JAKARTA – Fenomena dinasti politik yang saat terjadi menjelang Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang, beresiko akan melahirkan kandidat calon kepala daerah instan yang berbahaya usai terpilih menjadi kepala daerah.

Pasalnya, hal ini dianggap dapat mengakibatkan kemunduran pembangunan di daerah yang dipimpinnya kelak. Akibat dari minim pengalaman dalam urusan publik.

“Dinasti Politik ancaman nya itu adalah terpilihnya kandidat instan sebagai kepala daerah. Bagaimana hasilnya ketika orang-orang yang tidak punya pengalaman mengurusi urusan publik menjadi kepala daerah? tentunya beresiko pada mundur nya pembangunan di daerah yang dipimpin,” kata Anggota Komisi II DPR-RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera dalam diskusi forum legislasi, di Parlemen DPR/MPR, Selasa (28/7).

Politisi PKS itu mengatakan, ancaman dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 hampir terjadi di seluruh Provinsi yang daerah kabupaten/kotanya melaksanakan Pilkada serentak, bukan hanya sekedar daerah yang diikuti anak para pesohor saja.

“Banyak daerah bukan hanya solo saja, hampir di setiap provinsi ada daerah yang pada Pilkada serentak mendatang itu terdapat calon terkesan dinasti politik. Contoh suaminya saat ini Bupati, Pilkada 9 Desember mendatang istrinya yang maju jadi calon Bupati. Ini fenomena Pilkada kita sekarang,” ungkapnya.

Untuk itu, pada Pilkada serentak mendatang masyarakat bersikap cerdas dalam memilih Kepala daerahnya, dengan mewaspadai para kandidat instan yang minim pengalaman dalam hal urusan publik.

“Kepala daerah itu pimpinan daerah yang mengurusi semua masalah daerahnya. Jadi seharusnya perlu diwaspadai para kandidat instan yang minim pengalaman mengurusi urusan publik,” jelasnya. (***)

Komentar