Sukabumi – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (Gerak BS), Relawan 4 Pilar, Gabungan Scooter Peduli Indonesia, Gabungan Aksi Roda Dua Ojek Online (Garda Ojol), Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Yayasan Generasi Lintas Budaya menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk korban banjir bandang di Sukabumi.
Total bantuan senilai Rp150 juta tersebut ditujukan untuk pembangunan jembatan akses antara Desa Pesawahan dengan Desa Tenjolaya Kecamatan Cicurug, susu dan pampers untuk Balita, serta perlengkapan mandi dan kebutuhan lainnya.
“Merenovasi jembatan sama dengan mengembalikan kembali urat nadi kehidupan masyarakat. Karenanya, sangat vital untuk dilakukan. Melalui renovasi dan pembangunan kembali jembatan yang roboh ini, semoga geliat masyarakat bisa kembali pulih. Masyarakat Sukabumi tak sendirian menghadapi musibah ini, banyak saudara sebangsa turut prihatin dan siap membantu,” ujar Bamsoet, saat menyerahkan bantuan kemanusiaan sekaligus menyambangi para korban banjir bandang di Sukabumi, Rabu (30/9/20).
Hadir dalam acara ini antara lain Camat Cicurug Wawan Godawan, Camat Cidahu Erry Estanto, Kepala Desa Tenjolaya Aryo Bangun Adinoto, Kepala Desa Tenjolaya Opic, Ketua Umum Gerak BS Aroem Alzier, pengurus IMI Joel dan Ketua Yayasan Generasi Lintas Bangsa Olivia Zaliyanti.
Ketua DPR RI ke-20 ini menuturkan, banjir bandang Sukabumi menerjang tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Cicurug, Kecamatan Parungkuda dan Kecamatan Cidahu. 11 desa dan 11 kampung terdampak banjir tersebut.
“Ratusan rumah di tiga kecamatan tersebut mengalami kerusakan ringan hingga berat. Banjir bandang juga menelan tiga korban jiwa,” kata Bamsoet.
Politikus Partai Golkar ini juga menghaturkan dukacita terhadap para korban yang meninggal dunia. Sekaligus menguatkan para korban yang masih mengevakuasi diri agar tetap tabah menghadapi musibah ini. Terlebih musibah ini datang bersamaan dengan pandemi Covid-19, dampaknya terhadap kehidupan masyarakat sangat berlipat.
“Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), banjir bandang termasuk salah satu bencana hidrometereologi akibat faktor cuaca. Bencana ini pada dasarnya sangat bisa diantisipasi jika pemerintah daerah dari mulai kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat mau menggunakan basis data dari BMKG dalam pengambilan kebijakan. Misalnya dengan memperbaiki tata kelola wilayah, mencegah kerusakan lingkungan, hingga memperbaiki alih fungsi lahan sehinga sebuah daerah tak kehilangan pengendali banjir alami,” ungkap Bamsoet.
Bamsoet mengingatkan, bersahabat dengan alam adalah pilihan bijak untuk tetap menjalani kehidupan. Sebagaimana masyarakat Jepang yang bisa ‘bersahabat’ dengan gempa bumi dan tsunami, sehingga bisa memitigasi dan meminimalisir berbagai potensi terburuk dalam menghadapi berbagai bencana alam tersebut.
“Pada dasarnya, tak ada manusia yang ingin terkena musibah. Namun alam punya cara kerjanya sendiri dalam mencari keseimbangan. Setiap kerusakan yang dilakukan manusia, alam akan menagihnya. Disinilah peran penting kehadiran pemerintah dalam melindungi seluruh rakyatnya. Salah satunya dengan tegas melarang ekspolitasi besar-besaran terhadap alam,” pungkas Bamsoet.
Komentar