Jakarta – Ketua Komisi IX DPR Felly Estelita Runtuwene mengungkapkan bahwa ekspor alat kesehatan (alkes) Indonesia pada tahun 2015 mencapai US$676 juta setara dengan Rp9 triliun, yang didominasi oleh alkes sekali pakai. Sementara impor pada tahun 2015 mencapai US$1,28 miliar atau setara dengan Rp17,2 triliun.
Terlepas dari penurunan pertumbuhan ekspor dan impor, sambung Felly, untuk tahun 2015 rata-rata pertumbuhan ekspor alat kesehatan Indonesia tahun 2011 sampai dengan 2015 masih mencapai 11,5 persen per tahun, sementara rata-rata pertumbuhan permintaan impor mencapai 20 persen pertahunnya.
“Berdasarkan data perdagangan luar negeri Indonesia tahun 2015, ekspor alkes Indonesia didominasi oleh alat kesehatan yang bersifat disposable atau sekali pakai. Sarung tangan medis berkontribusi sebesar 36,3 persen dari total ekspor alkes Indonesia,” ungkap Felly, saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Panja Tata Kelola Alat Kesehatan Komisi IX DPR RI, ke Provinsi Jawa Barat, Kamis (1/10/2020).
Sedangkan produk yang menyumbang porsi ekspor terbesar lainnya lanjut Felly, adalah produk lensa kontak dan sejenisnya yang berkontribusi sebesar 13,4 persen serta pembalut dan sejenisnya sebanyak 13 persen dari total ekspor alat kesehatan.
Ia jelaskan, kondisi impor alat kesehatan Indonesia saat ini masih didominasi oleh produk alat kesehatan berbasis teknologi tinggi. Pada tahun 2015 impor alat kesehatan Indonesia didominasi oleh alat operasional digital dan portable mencapai 16,5 persen dari total impor alat kesehatan Indonesia. Kontribusi lainnya berasal dari produk alat kesehatan lain non-elektronik (7,2 persen), disposable sanitary towel (6,9 persen), peralatan kesehatan elektronik (5,7 persen), serta reagen dan preparat untuk laboratorium (5,3 persen).
“Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa potensi ekspor Indonesia berada pada produksi alat kesehatan dengan teknologi rendah. Pada produk-produk ini produsen Indonesia dipercaya masih dapat bersaing secara kompetitif. Sementara untuk impor potensi pasar Indonesia meliputi produk-produk dengan teknologi tinggi. Rata-rata pertumbuhan ekspor alat kesehatan Indonesia mencapai 7,7 persen sementara pertumbuhan impor untuk alat kesehatan mencapai 12,7 persen,” ujarnya.
Komentar