Dukung Pertanian, Hutama Karya Garap Food Estate Di Kalteng

KAPUAS – Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) sebagai salah satu pengembang infrastruktur terkemuka di Indonesia berkolaborasi dengan PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA)
dan PT Adipatria turut terlibat dalam menggarap salah satu proyek pengembangan kawasan lumbung pangan baru atau food estate yang berlokasi di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Pengembangan kawasan ini dilakukan dengan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi yang dilakukan secara bertahap. Proyek senilai 738,04 miliar rupiah ini ditargetkan rampung pada awal Januari 2023 mendatang.
Guna memastikan proyek tetap berjalan dengan baik meski ditengah pandemi Covid-19, pada Jum’at (30/10) kemarin, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono mengunjungi langsung lokasi food estate, dengan didampingi oleh beberapa perwakilan dari kontraktor pelaksana, salah satunya Direktur Direktur Operasi II Hutama Karya Novias Nurendra.

Dalam kunjungannya, Basuki menyampaikan bahwa pengembangan Food Estate ditujukan untuk
tanaman padi di lahan alvulial dengan luas 165000 ha yang sebelumnya lahan Pengembangan Lahan Gambut (PLG) dengan leading sektor Kementerian Pertanian yang sudah di mulai sejak
akhir September 2020 lalu.

“Tahap rehabilitasi dan peningkatan saluran irigasi akan difokuskan di
Blok A, khususnya di zona A1 dan A5 sekitar 2000 Ha, guna memastikan saluran primer dan sekunder dapat mengalirkan air dengan baik. Dengan demikian, pencucian lahan dapat berjalan dengan baik untuk mengurangi kadar keasaman dengan membuang bahan beracun yang ada di lahan rawa. Kami akan berupaya semaksimal mungkin agar proyek ini dapat berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan tertentu,” ujar Basuki.

Mendukung arahan Menteri PUPR tersebut, Direktur Operasi II Hutama Karya Novias Nurendra mengatakan bahwa Hutama Karya akan memberikan kontribusi penuh agar proyek dapat selesai tepat waktu dengan hasil dan kualitas yang baik.

“Dalam KSO HK-WIKA-Adipatria pada proyek ini, kami memegang presentase sebesar 37,5%. Kami akan fokus untuk menggarap pekerjaan galian saluran eksisting dan saluran baru, pekerjaan bangunan pelengkap yang meliputi pintu air otomatis, rumah pompa dan rumah jaga, pompa drain dan pompa supply, box culvert serta gorong-
gorong sesuai dengan lingkup pekerjaan dalam kontrak proyek ini,” ujar Novias.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini, Hutama Karya akan mengoptimalisasi 3 aspek yakni penggunaan teknologi, sumber daya manusia, dan biaya.

“Kami optimis proyek ini dapat selesai tepat waktu, karena dalam pengerjaannya didukung dengan
SDM yang berkualitas melalui engineer kami. Tak hanya itu, akan ada beberapa metode dalam akselerasi penyelesaian proyek ini seperti penggunaan alat berat excavator standar dan long arm.
Dan ditengah pandemi ini, kami tetap memastikan bahwa perusahaan akan tetap bekerja sebaik mungkin dalam membangun korporasi petani yang nantinya akan menjadi basis pengembangan kawasan pangan baru di Kalimantan Tengah, dimana dilakukan secara integrasi mencakup
pertanian maupun perkebunan,” tutup Novias Nurendra.

Proyek pembangunan Food Estate yang berlokasi di Kalimantan Tengah ini merupakan salah satu dari berbagai proyek pembangunan Food Estate milik Kementerian PUPR Direktorat Sumber
Daya Air yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Setelah rampung nanti, maka keberadaan kawasan yang ditetapkan sebagai penyangga pangan nasional alias Food Estate ini selain
berdampak pada ketahanan pangan nasional, juga akan memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat hingga pengembangan infrastruktur di Provinsi Kalimantan Tengah kedepannya mulai dari pembangunan fasilitas pendukung, pembuatan tanggul dan pintu air, hingga pembangunan jalan yang lebih optimal. (***/hms)

Komentar