‘Tolong jua Pemda Malteng, Pengungsi Tehoru Belum Dapat Bantuan, Air Segelas pun tak Ada’

MASOHI- Warga di pesisir Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah, yang mengungsi di dataran tinggi akibat gempa dengan kekuatan 6,1 magnitudo, mengaku belum mendapat sedikit pun bantuan dari Pemerintah Daerah maupun Provinsi Maluku.

Padahal, terhitung sudah 3 hari, warga tidur di tenda-tenda pengungsian beralaskan tikar dan beratapkan terpal.

Salah satu warga Negeri Tehoru, Nilam Sartika mengakui, kelurganya sudah 3 hari berada di pengungsian. Mereka hanya tidur seadanya beralaskan tikar dan terpal. Namun tak sedikitpun ada bantuan dari pemerintah daerah.

“Tolong jua Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, sudah tiga hari dong (mereka) kelaparan, kasihan. Beta punya mama, beta punya Ade, ponakan, sepupu, ipar, mama tua, dan lainnya, ini pengungsian yang di Pesantren belum tersentuh bantuan sama skali,” kata Nilam melalui akun Facebook-nya yang telah diizinkan media untuk mengutip-nya, pada Jumat (18/6).

Nilam mengatakan bahwa meskipun peringatan potensi tsunami telah dicabut oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), namun masih terjadi beberapa kali gempa susulan dengan kekuatan kecil hingga sedan. Gempa susulan itu membuat warga trauma dan enggan kembali ke rumah.

“Apa lagi tadi malam ada sekitar 13 kali gempa susulan, dong taku turun ke rumah,” kata Nilam.

Kebanyakan pengungsi di Tehoru, memilih menempati sebuah Pondok Pesantren yang terletak di dataran tinggi daerah itu. Para pengungsi kebanyakan anak-anak, wanita dan lanjut usia.

“karena mereka yang tua-tua ini tidak kuat lari, jadi tolong jua ini pengungsian tolong diperhatikan. Ini pengungsian yang di Pesantren, air satu galas aqua jua dong belum dapat,” keluh Nilam yang mengaku saat ini berada di Kota Ambon.

Hal yang sama dirasakan warga Desa Haya, salah satu warga menyebut, warga masih trauma dan enggan kembali ke rumah. Mereka saat ini masih bertahan di tenda-tenda darurat. Akan tetapi tak satu pun bantuan diberikan oleh pemerintah daerah.

“Iya, bantuan belum ada untuk (pengungsi) di Haya,” kata warga Haya yang menolak namanya disebutkan.

Dia mengatakan bahwa, yang dilakukan hanya pendataan dari relawan dan pihak TNI.

“Di Haya belum.. beta seng (tidak) tahu kalau di daerah lain.. Yang ada di Haya cuma data nama saja, baru tiga kali data nama,” cetusnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan potensi tsunami di wilayah Kecamatan Tehoru dan Teluti Kabupaten Maluku Tengah setelah diguncang gempa dengan kekuatan 6,1 magnitudo pada Rabu (16/6).

Namun demikian, hingga kini tercatat sudah kurang lebih 15 kali lebih gempa susulan dengan guncangan ringan dan sedan. Warga yang trauma, masih memilih bertahan di tempat-tempat pengungsian di daerah ketinggian. (qule)

Komentar