Obligasi Rekap BLBI Bangkrutkan Negara, Pansus DPD RI Panggil Pemerintah dan Obligor

LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Ketua Panitia Khusus (Pansus) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Bustami Zainuddin mengatakan total bunga utang yang harus dibayar pemerintah saat ini sebesar Rp400 triliun setahun. Salah satu penyebabnya menurut Bustami, karena tidak tegasnya pemerintah menyelesaikan masalah BLBI dan obligasi rekap BLBI.

Jika skandal BLBI masih menyisakan masalah piutang tak tertagih yang diakui oleh Satgas BLBI sebesar Rp110 triliun, maka obligasi rekap merugikan hingga puluhan triliun rupiah setiap tahunnya.

“Sejak obligasi rekap dikeluarkan hingga 2022 ini, Pansus BLBI DPD RI sudah bisa pastikan APBN membayar pokok dan bunga obligasi BLBI. Merujuk para ahli, nilainya fantastis meski hingga saat ini Pansus BLBI belum bisa mengakses besaran anggaran untuk bayar bunga dan pokok obligasi rekap itu secara jelas angka detilnya,” kata Bustami, Selasa (19/4/2022).

Senator dari Provinsi Lampung itu menjelaskan, Pansus BLBI DPD RI terus bekerja untuk menghentikan kerugian negara, sebab saat ini adalah kondisi kritis keuangan negara dan membutuhkan langkah-langkah kenegarawanan yakni menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan satu golongan atau beberapa konglomerat saja.

Dan Pansus, menurut Bustami bekerja dengan alat bukti kuat. Karenanya, dalam waktu dekat Pansus BLBI DPD RI akan berkoordinasi dengan lembaga negara lainnya seperti BPK dan juga terus bekerja bersama para narasumber pakar keuangan negara.

“Dalam waktu dekat kami juga akan panggil pemerintah dan obligor. Pada intinya indikasi-indikasi obligasi rekap BLBI, bisa kita duga, telah membangkrutkan negara. Kita sebagai wakil rakyat sungguh-sungguh ingin menghentikan itu,” pungkasnya.(liputan.co.id)

Komentar