Agunan Nasabah Bank Himbara Hilang, Politikus Golkar: Pelajaran Bagi OJK

LIPUTAN.CO.ID, Bali – Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Anetta Komarudin, kembali mengkritisi kasus hilangnya agunan nasabah Bank Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara yang belakangan ini dialami masyarakat di sejumlah daerah.

Politikus Partai Golkar itu menilai, Bank Himbara, yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank BTN seolah lepas tangan terhadap berbagai keluhan yang disampaikan para nasabahnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Puteri secara langsung kepada jajaran Direksi Bank Himbara, yang hadir dalam pertemuan dengan Tim Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI, di Kota Denpasar, Bali, Senin (25/7/2022).

Dicontohkannya kasus hilangnya agunan nasabah Bank Himbara yang sempat viral, yang terjadi di Provinsi Jambi beberapa waktu lalu.

Berdasarkan temuannya, selain di Jambi, ternyata banyak masyarakat dari daerah lain yang mengalami kejadian serupa, termasuk di Bali.

Menyikapi masalah tersebut, Puteri menegaskan perihal industri perbankan yang mengandalkan kepercayaan. “Ini kan industri perbankan, industri yang sangat mengandalkan kepercayaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Puteri mengingatkan Bank Himbara tentang ekonomi masyarakat yang sedang dalam masa pemulihan dan kaitannya dengan rasa kepercayaan nasabah terhadap perbankan.

Menurutnya, di saat-saat seperti ini kepercayaan masyarakat terhadap perbankan akan turun, yang menyebabkan masyarakat akan lebih tertarik terhadap pinjaman ilegal karena kemudahannya.

“Ketika kita sedang dalam pemulihan seperti ini kepercayaan masyarakat menurun terhadap industri, yang tentu akan masuk adalah pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab,” ujarnya.

Menyikapi permasalahan tersebut, Puteri yang dalam kariernya pernah bekerja sebagai Pengawas Bank Asing di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) itu mengingatkan OJK, untuk melakukan tugasnya dengan baik dan berharap agar berbagai masalah tersebut tidak terjadi lagi.

“Jadi kami sangat berharap. Hal ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua terutama bagi OJK juga yang mengawasi supaya tidak terjadi lagi sehingga sentimen masyarakat terhadap industri ini tetap positif,” pungkasnya.[liputan.co.id]_(Fas).

Komentar