Genjot Produksi Pangan, Sultan Minta Bank Himbara Tingkatkan Penyaluran KUR Penyedia Alsintan

LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Wakil Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin meminta Pemerintah dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) meningkatkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) khusus pengadaan alat mesin pertanian (Alsintan).

Hal ini disampaikan Sultan guna mendorong percepatan agenda intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian di tengah ancaman krisis pangan global. Penerapan model pertanian padat modal melalui penggunaan teknologi akan menjadi solusi konkrit bagi peningkatan produktivitas pertanian di era perubahan iklim.

“Harus kita akui, penggunaan Alsintan dan penerapan teknologi pertanian modern kita masih sangat rendah dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand. Maka tak heran jika biaya produksi atau ICOR pertanian mereka sangat rendah dengan produktivitas yang sangat baik,” kata Sultan, Sabtu (26/11/2022).

Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertanian lanjutnya, harus segera menindaklanjuti hasil kesepakatan finance-agriculture G20 untuk mengatasi kerentanan pangan dengan meningkatkan pembiayaannya di sektor pertanian. Apalagi tengah dilakukan pemangkasan anggaran Kementan dari jumlah yang tertuang pada nota keuangan Rancangan RAPBN tahun 2023,” tegasnya.

Senator asal Bengkulu itu mengungkapkan, KUR yang diberikan khusus untuk penyediaan Alsintan masih relatif kecil, sehingga perlu untuk terus didorong. Berdasarkan data lima bank penyalur KUR, realisasi KUR Taksi Alsintan per September 2022 tercatat sebesar Rp66,86 miliar yang diberikan kepada 272 debitur.

Meski demikian, Sultan juga menyarankan agar Pemerintah dapat memberdayakan lulusan pertanian baik para sarjana dan diploma maupun lulusan SMK pertanian. Tenaga terampil dan tenaga ahli pertanian di Indonesia sangat cukup untuk mendukung penerapan teknologi pertanian modern, hanya saja selama ini mereka belum diberikan kesempatan untuk mengembangkan ilmunya oleh pemerintah.

“Sejauh ini Pemerintah belum maksimal memanfaatkan SDM dan hasil riset pertanian yang dihasilkan oleh sekolah dan kampus pertanian kita. Akibatnya banyak dari mereka yang justru berkarier di sektor nonpertanian. Hal ini tentu sangat menghambat proses pembangunan pertanian berbasis teknologi modern,” kata Sultan.

Komentar