Reses Ke Gorontalo, Rachmat Gobel: Rakyat Jangan Cuma Dimanfaatkan Saat Pemilu

LIPUTAN.CO.ID, Gorontalo – Wakil Rakyat harus menunaikan amanahnya sesuai sumpah jabatan sebagai anggota DPR RI, yaitu memperjuangkan aspirasi masyarakat. Karena sumpah jabatan itu pula, setiap masa reses, Wakil Rakyat wajib untuk menemui konstituennya.

Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel, saat mendatangi konstituennya di Gorontalo, Sabtu, pekan lalu.

Rakyat jangan cuma dimanfaatkan saat Pemilu. Jangan jadikan rakyat komoditas politik,” tegas Rachmat Gobel.

Sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Gorontalo, Rachmat menegaskan dirinya selalu penuh selama sepekan berkeliling menemui konstituennya.

“Masa reses kali ini, saya lakukan kegiatan bakti sosial layanan kesehatan karena belum tuntasnya pandemi Covid-19,” ujarnya.

Selain itu, ia membagikan biskuit dan susu untuk Balita dan ibu-ibu hamil maupun menyusui untuk mencegah stunting yang masih menjadi masalah di Indonesia.

Sesuai dengan kondisi cuaca di setiap akhir tahun, Rachmat juga membagikan rompi pelampung untuk nelayan karena sering terjadi musibah nelayan tenggelam diterjang ombak maupun badai, serta jaket anti-air kepada pengemudi becak motor.

Rachmat menggelar bakti sosial di sejumlah desa antara lain di Desa Moodulio, Kecamatan Bone, dan Desa Bilungala, Kecamatan Bonepantai. Keduanya di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Dua kawasan itu perbatasan Gorontalo dengan Sulawesi Utara.

Dia juga yakin, seluruh anggota DPR berusaha sebaik-baiknya untuk menunaikan tugas-tugasnya sebagai Wakil Rakyat, karena rakyat telah memberikan kehormatan kepada Wakil Rakyat dengan memilih mereka untuk duduk di Parlemen.

“Karena itu sebagai Wakil Rakyat harus memberikan kehormatan yang sama kepada rakyat yang memilihnya. Bukan melakukan serangan fajar saat Pemilu. Itu namanya mengkhianati dan merendahkan harga diri rakyat sebagai manusia, karena mereka lahir dalam kondisi mulia dan dimuliakan. Bagi umat Islam, saat lahir bayi diazankan di telinga kanan dan diqomatkan di telinga kiri. Bagi orang Kristen, mereka disucikan di gereja,” ungkapnya.

Di sela-sela bakti sosial, Rachmat juga melakukan dialog dengan masyarakat. Para nelayan mengeluhkan harga BBM yang terus naik dan itu memberatkan mereka.

Sedangkan petani mengeluhkan naik dan langkanya bibit dan pupuk serta jatuhnya harga produk pertanian saat musim panen. “Kami minta hal ini agar ada solusi,” kata salah seorang dari petani.

Menyikapi aspirasi tersebut, khusus soal pertanian, Rachmat menyatakan, petani dan nelayan agar bersatu dalam wadah koperasi. Dengan bersatu, akan membuat posisi nelayan dan petani menjadi lebih kuat dan lebih mudah dalam berkoordinasi untuk mencari solusi.

“Petani dan nelayan harus bersatu dalam wadah koperasi. Petani dan nelayan yang kuat akan lebih mudah dalam berjuang. Saya sudah menginisiasi pembentukan koperasi petani. Hal ini akan menciptakan ekosistem pertanian yang sehat,” jawabnya.

Terakhir, Rachmat menyatakan bahwa politik yang ia perjuangkan adalah politik pembangunan dan politik kesejahteraan.

“Kita harus mencari solusi atas berbagai persoalan, bukan ramai dalam berwacana. Harus konkret. Petani, nelayan, pengemudi bentor, dan semua profesi bukan hanya menjadi tulang punggung keluarga, tapi tulang punggung bangsa. Bapak dan Ibu semua adalah pahlawan bangsa,” imbuhnya.

Komentar