LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI melakukan rapat kerja dengan YM. Duta Besar Belgia untuk Indonesia Frank Leon L. Felix, membahas peningkatan kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Belgia yang dilakukan di daerah. Salah satunya adalah di sektor pendidikan, pariwisata, budidaya perikanan, dan juga maritim.
“Ini merupakan kesempatan yang baik bagi DPD RI dan Kedutaan Besar Belgia untuk membangun komunikasi dan dialog dalam rangka memperkuat hubungan dan kemitraan kedua negara di berbagai bidang,” kata Ketua BKSP DPD RI Sylviana Murni, dalam Rapat Kerja di DPD RI, di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3/2023).
“Ini merupakan kesempatan yang baik bagi DPD RI dan Kedutaan Besar Belgia untuk membangun komunikasi dan dialog dalam rangka memperkuat hubungan dan kemitraan kedua negara di berbagai bidang,” kata Sylviana Murni, saat Raker.
Sylviana juga menjelaskan bahwa peningkatan kerja sama antara Indonesia dengan Belgia memiliki manfaat yang besar bagi kedua negara. Apalagi Indonesia merupakan pemimpin ASEAN dan Belgia merupakan pendiri Uni Eropa, sehingga adanya kerja sama ini akan menjadi jembatan kemitraan dan kolaborasi antara kedua kawasan. Salah satunya adalah implementasi jaringan Desa ASEAN untuk membangun One Vilage One Product dan Desa Wisata.
“Apalagi daerah-daerah di Indonesia memiliki potensi-potensi ekonomi yang dapat menjadi bagian dari rantai nilai-nilai global dari perekonomian dan pariwisata Belgia yang telah terintegrasi dengan ekonomi dan wisata global,” imbuh Senator dari DKI Jakarta ini.
Senada, Senator DPD RI dari Nusa Tenggara Timur Abraham Liyanto mengatakan konsep One Village One Product harus segera diwujudkan. Apalagi saat ini Indonesia tengah fokus melakukan pembangunan yang dimulai dari desa, termasuk desa-desa tertinggal di Indonesia Timur. Dirinya juga mendorong terjadinya kerja sama antar kedua negara di bidang kemaritiman, pariwisata, dan perikanan.
“NTT memiliki potensi yang tinggi di bidang perikanan, sehingga tidak mentutup kerja sama terkait teknologi budidaya ikan dan breeding sapi. Saya berharap ke depan akan terjadi kerja sama yang konkrit, tidak hanya sekedar rapat saja,” kata Abraham.
Sementara itu, Senator dari Kepulauan Bangka Belitung Darmansyah Husein berharap agar terjalin kerja sama antara provinsinya dengan Belgia dalam hilirisasi sumber daya alam. Dirinya berharap terjadi kerja sama di bidang pengetahuan, sehingga hasil alam dari Kepulauan Bangka Belitung tidak hanya dijual dalam bentuk bahan mentah, tetapi juga olahan untuk meningkatkan nilai produk dan meningkatkan pendapatan daerah.
“Saya juga berharap ada kerja sama pendidikan, apalagi Belgia dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik,” imbuhnya.
Terkait peningkatan kerja sama yang disampaikan BKSP DPD RI, Frank Leon L. Felix pun menyambut baik tawaran tersebut. Dirinya mengatakan bahwa negaranya mendukung kegiatan hilirisasi di Kepulauan Bangka Belitung karena akan memberi nilai tambah ke masyarakat. Dirinya akan segera menginformasikan ke perusahaan-perusahaan di Belgia agar dapat membuka peluang kerja sama di Kepulauan Bangka Belitung.
Felix juga sangat mendukung adanya pengembangan desa seperti konsep One Village One Product. Menurutnya, pembangunan desa sangat diperlukan, apalagi saat ini banyak kota-kota besar yang terus menghadapi berbagai tantangan seperti permasalahan sosial, ekonomi, ataupun kemacetan.
“Ini hal yang sangat kami dukung dan kami ingin melihat potensi-potensi kerja sama dalam hal ini (pembangunan desa),” jelasnya.
Felix menjelaskan, pelaku usaha di negaranya mendukung adanya kerja sama ekonomi biru yang memfokuskan pada pengembangan maritim dan perikanan. Dirinya pun mendorong agar setiap daerah di Indonesia dapat mengembangkan pasar perikanan untuk didistribusikan ke Eropa melalui Pelabuhan Antwerpen Belgia. Jika melalui pelabuhan tersebut, komoditi perikanan dari Indonesia dapat didistribusikan ke seluruh wilayah Eropa secara bebas sehingga akan menghemat biaya ekspor Indonesia.
“Orang Eropa suka makan ikan, tetapi kami tidak memiliki stok ikan yang banyak. Selama ini hanya mengimpor dari Jepang dan Vietnam. Ini bisa menjadi potensi pangsa pasar dan peluang dalam budidaya perikanan di Indonesia. Ini perlu didiskusikan lebih lanjut terkait kerja sama ini,” kata Felix.
Komentar