JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah memberikan instruksi kepada para menteri untuk menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) di semester pertama tahun 2024.
Menteri Bahlil menyebut beberapa PSN yang menjadi fokus utama, baik yang dikerjakan oleh swasta maupun pemerintah termasuk proyek Rempang Eco City. Meski begitu, ia memastikan ada kelonggaran waktu buat PSN yang dikerjakan oleh swasta, sementara yang dikerjakan pemerintah harus selesai di semester pertama 2024.
Pengamat Ekonomi Rosdiana Sijabat mendukung instruksi Presiden Jokowi tersebut khususnya terhadap Menteri Bahlil untuk menyelesaikan PSN sekaligus sebagai pengingat agar Menteri Bahlil konsisten menggenjot investasi demi menguatkan ekonomi nasional lewat PSN yang ada.
“Pak Jokowi minta Pak Bahlil itu supaya segera menyelesaikan proyek strategis nasional saya kira itu sesuatu yang wajar karena sebagai menteri kepercayaan. Pak Jokowi itu harap periode pemerintahan ini bisa memperkuat perekonomian nasional, memperkuat kedaulatan kita melalui pembangunan infrastruktur yang sifatnya tidak di Jawa saja, tetapi keluar Pulau Jawa,” kata Rosdiana saat dihubungi, Sabtu (7/10).
Rosdiana menjelaskan dengan sisa satu tahun masa kepemimpinannya, Presiden Jokowi menginginkan semua proyek-proyek strategi diselesaikan di semester satu 2024. Untuk itu para menteri tetap fokus bekerja meskipun sudah memasuki tahun politik.
“Jadi kita bisa melihat di sana gitu ya Pak Jokowi ingin proyek PSN itu bisa selesai yang dikelola pemerintah terutama, itu bisa selesai sampai setidaknya semester 2 di 2024 gitu, tapi mungkin beberapa sampai akhir tahun 2024,” ujarnya.
Dikatakan Rosdiana, salah satu PSN yang menjadi perhatian publik saat ini adalah Rempang Eco City yang sebelumnya mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat.
Menteri Bahlil yang turun langsung menemui masyarakat seusai diutus Presiden Jokowi dinilai cukup berhasil meredam konflik.
“Kita sudah banyak sekali mengelola proyek-proyek yang pembiayaannya itu melalui investor asing, tetapi ada sesuatu yang kita lengah menurut saya di Rempang Eco City terutama mungkin yang perlu kita lihat adalah perbaiki komunikasi antar level of government, terutama BP Batam, pemerintah pusat dan masyarakat bawah,” ucapnya.
Menurut akademisi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ini, masuknya Xinyi Group untuk membangun pabrik kaca bukanlah investasi kecil, tetapi investasi yang dinilainya cukup besar yakni Rp 174 triliun.
Dengan nilai investasi yang besar ini Rosdiana meyakini mampu mendongkrak ekonomi nasional dan khususnya ekonomi masyarakat setempat.
“Bukan hanya kita semata-mata mengedepankan kepentingan ekonomi, tapi bisa tahu bahwa kalau Xinyi Group ini merealisasikan investasinya melalui pembangunan pabrik kaca itu nilainya cukup baik untuk mendongkrak perekonomian lokal sekitar Rp 174 triliun, akan ada investasi baru di sana,” ungkapnya.
Rosdiana pun mendukung langkah-langkah strategis Menteri Bahlil yang mewakili pemerintah untuk membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat Pulau Rempang, agar proyek Rempang Eco City ini bisa berjalan demi kesejahteraan masyarakat setempat.
“Pemerintah bangun komunikasi dengan masyarakat, kemudian pendekatan-pendekatan yang lebih bersifat diskusi persuasif secara terbuka dengan tokoh-tokoh masyarakat. Sampaikan bahwa melalui pembangunan pabrik kaca ini, atau secara keseluruhan Rempang Eco City ini, masyarakat akan menjadi bagian dari kegiatan ekonomi di sana,” jelasnya.
“Bahwa mereka bukan jadi menonton ketika aja, tapi ikut terlibat juga di proyek ini. Kan mereka rasa bahwa mereka selama ini adalah pelaku ekonomi lokal, tetapi tiba-tiba menjadi tergeser kan karena adanya rencana investasi yang begitu besar, dan mereka merasa tidak didengarkan. Untuk itu, harus libatkan mereka,” paparnya.
Diakui Rosdiana, proyek Rempang Eco City ini menjadi salah satu PSN yang lokasinya sangat strategis, di mana posisi pulau ini sangat dekat dengan beberapa negara di selat Malaka, seperti Singapura, Malaysia dan beberapa negara lain.
“Posisinya sangat strategis menurut saya untuk kepentingan perdagangan, kepentingan lalu lintas industri barang dan jasa maupun potensi pariwisata. Kita tahu pulau ini sangat strategis, dekat ke Singapura, dekat sekali ke Malaysia dan negara-negara terdekat di kawasan Selat Malaka, maka ini peluang besar bagi masyarakat setempat berkembang,” pungkasnya. (***)
Komentar