LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Baidowi menilai kondusifitas menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu cukup memadai.
Faktanya menurut politikus PPP itu, hari ini kurang dari 90 hari menjelang Pilpres, tidak seperti berasa akan ada Pemilu. Berbeda dengan menjelang Pemilu tahun 2019.
“Kondusifitas ini terbentuk antara lain karena partai politik baru bisa melaksanakan kampanye pada tanggal 28 November nanti,” kata Baidowi, dalam Dialektika Demokrasi bertajuk “Bersama Menjaga Kondusifitas Menjelang Pemilu”, di Media Center DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Dijelaskannya, Alat Peraga Kampanye (APK) baru boleh digunakan setelah tanggal 28 November. Sebelum itu, yang boleh hanya Alat Peraga Sosialisasi (APS) dengan konten tidak mengandung ajakan.
“Makanya baliho saya dengan bapak Mahmud di Madura itu aman, karena bahasanya mohon do’a. Orang memohon doa masak diganggu. Karena kampanye dibatasi, hanya sekitar 75 hari,” ujarnya.
Selain itu lanjutnya, Peraturan KPU juga mengatur bahwa komposisi Caleg itu bisa berubah sebelum di DCT, maka Caleg itu dari jauh-jauh hari, yang tahun lalu periode lalu setahun sebelum Pemilu sudah memasang gambar, bahkan dengan nomor urutnya.
“Sekarang enggak ada yang berani kecuali dia Ketum dan Sekjen partai, atau Bendum partai, bahkan di bawah itu sekertaris DPC pun banyak yang tidak pakai nomor urut 1, karena itu ditentukan oleh pusat,” tegasnya.
Hal itulah menurut Baidowi yang menyebabkan menjelang Pemilu 2024 ini kurang ramai, tidak hiruk pikuk. “Di satu sisi, ya kita sih santai aja, enak loh sebagai incumbant, karena incumbant bisa menggunakan infrastruktur yang ada sebagai anggota DPR, tidak perlu bikin sosialisasi yang baru,” ujarnya.
Komentar