LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Anggota Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Saiful Mujani, secara terbuka mengakui bahwa lembaga survei Poltracking Indonesia menjadi sasaran utama kritiknya.
Pengakuan mengejutkan ini memperlihatkan ketegangan antara Poltracking dan Saiful Mujani, pemilik lembaga survei SMRC, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur dan peneliti di Lembaga Survei Indonesia (LSI).
“Ya, saya yang chat,” ujar Saiful Mujani, membenarkan bahwa ia adalah sosok di balik pesan-pesan kontroversial yang beredar di grup WhatsApp internal Persepi yang dikutip, Selasa (12/11/2024).
Dalam konferensi pers yang digelar Jumat (8/11/2024), Poltracking mengungkapkan isi pesan yang memperlihatkan keresahan Saiful atas hasil survei mereka. “Rilis Poltracking dipercepat, kita lihat hasilnya apa beda signifikan dengan LSI,” tulis Saiful dalam salah satu pesan tersebut.
Bahkan, Saiful menyebut kemungkinan ‘mengadili’ Poltracking jika hasil survei lembaga tersebut berbeda signifikan dengan LSI.
“Bocorannya sudah beredar kan, 51,6 dan 36,4. Kalau benar, kita adili. Sudah lama Persepi enggak memecat anggotanya,” tulisnya, memperlihatkan sikap keras terhadap Poltracking.
Pengakuan ini memicu pertanyaan tentang peran ganda Saiful sebagai wasit sekaligus pemain dalam dunia survei, karena ia juga memiliki keterkaitan erat dengan LSI.
Dalam situs resmi LSI, Saiful tercatat sebagai mantan Direktur Eksekutif periode 2005-2010 dan masih aktif sebagai peneliti senior. Fakta ini mengungkapkan potensi konflik kepentingan dalam Dewan Etik Persepi serta menimbulkan keraguan atas objektivitas lembaga tersebut.
Di tengah kontroversi ini, Poltracking Indonesia tetap berkomitmen pada profesionalisme dan integritas. Keberanian mereka mengungkapkan percakapan internal Persepi menunjukkan komitmen kuat terhadap independensi survei dan kejujuran data, sekaligus mengusik dominasi lembaga survei besar yang telah lama menguasai persepsi publik.
Komentar