Imlek 2025 Tahun Ular, Cucun: Jadikan Momen Refleksi dan Pembaruan

LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Masyarakat Indonesia diajak menjadikan momen Tahun Baru Imlek 2025 sebagai ajang refleksi semangat pembaruan dan dapat membawa kedamaian untuk semua, khususnya bagi masyarakat etnis Tionghoa dan umat Khonghucu yang merayakannya.

Ajakan tersebut disampaikan Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Cucun Ahmad Syamsurijal, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (29/1/2025).

“Selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili kepada umat Khonghucu dan warga yang merayakannya. Semoga tahun ini membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi Indonesia. Gong xi fa cai!” kata Cucun Ahmad Syamsurijal dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, Rabu (29/1/2025).

Politikus PKB itu berharap, masyarakat Indonesia dapat merefleksikan diri untuk memiliki semangat pembangunan bangsa di Tahun Ular Kayu yang memiliki simbol kebijaksanaan dan keberuntungan itu.

“Tahun Ular menjadi momen refleksi dan pembaruan. Tahun ini kita memiliki pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto. Dengan semangat optimisme dan tekad bersama, kita berharap masa depan Indonesia akan jauh lebih baik,” ujarnya.

Tak hanya pemerintahan, kata Cucun, tahun ini juga menandai kerja-kerja DPR RI periode baru yang dilantik pada Oktober tahun lalu. Kerja sama DPR RI bersama Pemerintah dan seluruh stakeholder lain diyakini akan membawa perubahan bagi Indonesia untuk semakin maju.

“Tentunya untuk membangun bangsa, dibutuhkan juga dukungan dan kolaborasi bersama rakyat. Dengan semangat kebersamaan dan solidaritas seluruh masyarakat, kita percaya cita-cita Indonesia Emas di tahun 2045 dapat tercapai,” ujarnya.

Adapun perayaan Imlek Nasional tahun ini mengambil tema: Perilaku Lurus Pemimpin akan Meluruskan Hati Seluruh Rakyat. Cucun meyakini momen pembaruan di Indonesia bisa meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, terlepas apa pun golongannya.

“Kita tahu ada banyak tantangan yang dihadapi bangsa akibat berbagai dinamika dan gejolak global. Namun dengan dukungan seluruh rakyat dan kebijaksanaan pemimpin, kita percaya Indonesia akan semakin maju ke depan,” tegasnya.

Apalagi, Tahun Ular Kayu juga memiliki makna kelenturan dan diprediksi akan menjadi periode yang penuh dengan perubahan dan transformasi.

“Semoga Indonesia juga memiliki kelenturan dalam menghadapi setiap tantangan yang ada. Kita juga berharap langkah-langkah baru di negeri ini dapat menghadirkan kemakmuran dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” sebut Cucun.

Cucun pun mengajak seluruh rakyat Indonesia terus menjaga persaudaraan dan memelihara solidaritas dan toleransi antar etnis dan umat beragama.

“Indonesia sebagai negara yang plural memiliki keindahan dalam perbedaan. Modal kebersamaan ini yang terus memperkuat Indonesia sebagai bangsa yang rukun dan bersatu,” jelasnya.

Anggota DPR RI Dapik Jawa Barat itu juga menyinggung bagaimana upaya Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang kembali membebaskan perayaan Imlek di Indonesia lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 tahun 2000.

Dengan Keppres itu, kata Cucun, Gus Dur yang juga pendiri PKB itu membuat perayaan Imlek dan hari raya agama Tionghoa lain dapat dirayakan secara nasional oleh penganutnya, termasuk perayaan Cap Go Meh, setelah 32 tahun lamanya hanya boleh dirayakan secara tertutup.

“Kita bersyukur nilai-nilai toleransi yang diwariskan Gus Dur masih terus terpelihara di tengah masyarakat Indonesia. Dan menjadi tugas kita bersama untuk selalu memelihara nilai-nilai persaudaraan antar etnis dan umat beragama demi persatuan dan kesatuan bangsa,” jelasnya.

Lebih lanjut, Cucun menilai Tahun Baru Imlek juga dapat dimaknai sebagai momen untuk semakin mengharmoniskan beragam komunitas di Indonesia. Sebab perayaan Imlek juga dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dari berbagai latar belakang.

Seperti dengan budaya pertunjukan Barongsai yang kini hadir di berbagai tempat saat perayaan Imlek.

“Maka kita berharap perayaan Tahun Baru Imlek dapat menghadirkan sukacita dan kebahagiaan untuk rakyat Indonesia, baik untuk warga Tionghoa dan umat Khonghucu, maupun masyarakat secara umum,” ungkap Cucun.

Oleh karenanya, Cucun menilai penting bagi semua umat dan etnis di Indonesia untuk saling menghormati dan menghargai.

“Kesadaran dan tekad untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan menjadi kunci agar Indonesia tetap berdiri kokoh,” tegasnya.

Cucun berharap masyarakat Tionghoa dan umat Khonghucu dapat merayakan Tahun Baru Imlek dengan lancar.

“Dengan semangat pembaruan, mari kita jadikan momen Tahun Baru Imlek ini untuk terus menyalakan kasih perdamaian antar sesama,” pungkasnya.

Komentar