Politikus PAN: Waspadai Defisit BPJS Kesehatan

LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasiona (DPP PAN), Saleh Partaonan Daulay, minta pemerintah mewaspadai defisit keuangan BPJS Kesehatan.

Pasalnya, pada November 2024 lalu, BPJS Kesehatan melaporkan bahwa pihaknya memperkirakan mengalami defisit sebesar Rp20 triliun di tahun 2024.

Jika tidak segera diantisipasi, defisit ini menurut Saleh Daulay, akan terus berlanjut pada waktu dan tahun berikutnya. Dalam kurun waktu tertentu, bahkan tidak tertutup kemungkinan terjadi gagal bayar.

“Waktu itu, Dirut BPJS Kesehatan menyatakan bahwa penyebab utama defisit adalah peningkatan utilisasi layanan kesehatan di rumah sakit. Pasien yang datang ke rumah sakit semakin banyak seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat pada BPJS Kesehatan,” kata mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Semakin banyak pasien yang datang, lanjutnya, maka semakin besar biaya yang harus dibayar ke fasilitas kesehatan. Sementara sumber pemasukan tidak bertambah. Bahkan, para peserta BPJS Kesehatan banyak yang tidak disiplin membayar iuran. Tentu itu juga akan menjadi beban.

Dalam konteks itu, kata Ketua Komisi VII DPR RI itu, pemerintah dia minta untuk segera mencari solusi. Sebab Saleh dapat informasi bahwa salah satu solusi yang akan diambil adalah menaikkan iuran peserta. Dan itu direncanakan akan dilakukan pada Juli 2025.

“Menaikkan iuran ini tentu alternatif kurang populis dan berpotensi menimbulkan gejolak penolakan. Faktanya, dengan iuran yang sekarang saja banyak anggota masyarakat yang tidak sanggup memenuhi kewajibannya. Sementara itu, program dan agenda Prabowo-Gibran banyak yang berorientasi membantu dan mengurangi beban masyarakat,” ungkapnya.

Untuk diketahui, saat ini iuran BPJS Kesehatan kelas 1 adalah Rp150.000, kelas 2 Rp100.000, dan kelas 3 Rp42.000 (yang Rp7.000 di antaranya ditanggung pemerintah).

“Kalau mau dinaikkan, kira-kira berapa angka yang paling tepat? Lalu, kalau sudah naik, apakah ada jaminan akan terhindar terus dari ancaman defisit?” tanya dia.

Untuk itu, unsur-unsur pemerintah yang terkait diharapkan, kata Saleh, dapat melakukan kajian mendalam dan strategis. Mencari solusi dan masalah tanpa menimbulkan masalah. Defisit ini sudah pasti terjadi dan mengancam di tahun-tahun mendatang. Karena itu, semakin cepat diantisipasi, maka akan semakin baik.

“Kita mengapresiasi kinerja BPJS Kesehatan. Ada kenaikan jumlah kepesertaan lebih dari 98 persen. Kepercayaan publik juga semakin bagus. Karena itu, jangan sampai pelayanannya turun karena anggaran yang tidak seimbang,” pungkasnya.

Komentar