GKR Hemas: Sangat Strategis, Jalur Kereta Api Perlu Diperluas

LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Sebagai sarana transportasi yang efisien, kereta api harus dikelola dengan baik agar terwujud transportasi umum yang aman dan murah bagi pengguna, terutama pada aktivitas perekonomian masyarakat.

Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas mengatakan, kereta api sangat strategis dalam mendorong pembangunan daerah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Kereta api mengambil bagian penting pada peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, mempercepat distribusi barang, dan membuka peluang investasi di daerah. Mengingat sebagian besar petani juga mengandalkan kereta api sebagai angkutan logistik hasil pertanian dari desa-desa ke pasar secara efisien dan murah,” kata Hemas, saat Rapat dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Lebih lanjut, Senator Indonesia asal Daerah Istimewa Yogyakarta itu menyoal jalur kereta api yang perlu diperluas agar kehadiran transportasi antimacet ini bisa dinikmati lebih luas oleh masyarakat.

“Melihat benefit dari pengguna kereta api yang bisa memangkas waktu perjalanan dan murah, kami berharap ada penambahan rute maupun reaktivasi dan revitalisasi atas rute yang sudah ada, misalnya relasi Purwokerto-Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo untuk mempercepat mobilitas, membuka akses, dan menurunkan biaya perjalanan,” imbuhnya.

GKR Hemas yang didampingi Wakil Ketua Komite II DPD RI La Ode Umar Bonte dan Waris Halid, serta Anggota Komite II DPD RI, Abdul Kholik, juga menyampaikan duka cita mendalam atas musibah kecelakaan yang terjadi pada Senin siang, tanggal 19 Mei 2025, di Magetan, Jawa Timur.

“Saya menyampaikan duka cita mendalam atas kecelakaan yang melibatkan Kereta Api Malioboro Ekspres dengan tujuh kendaraan bermotor yang telah merenggut nyawa empat orang warga negara Indonesia yang semestinya dilindungi oleh negara dengan segala upaya,” tuturnya.

Sementara Abdul Kholik yang juga Anggota DPD RI Provinsi Jawa Tengah, menyampaikan wilayah Jawa Tengah Selatan (Jatengsel) pada relasi Purwokerto-Wonosobo sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi wisata kereta.

“Jalur ini berpotensi besar dikembangkan untuk wisata kereta, seperti kereta panoramik menuju kawasan Dieng dan pegunungan. Aspirasi yang perlu diketahui juga adalah jalur darat ke Semarang melalui Wonosobo kerap kali menjadi daerah yang rawan macet, maka jika rute ini terwujud tentu saja akan menjadi moda transportasi yang lebih aman dan nyaman. Apalagi urgensi koneksi KA ke Bandara Soedirman di Purbalingga yang tentu saja akan memperkuat integrasi transportasi darat-udara antarwilayah,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Prasarana Kereta Api, Jujun Endah Wahjuningrum, menjelaskan terkait dengan jalur aktivasi, ada beberapa hal yang memang krusial dari segi pengalihan fungsi stasiun sampai pengelolaan ulang pembebasan lahan.

“Kami ingin menyampaikan bahwa existing panjang jalur ini sekitar 92, 82 kilometer dari Purwokerto ke Wonosobo, saat ini jalur memang non-aktif, nah terdapat 8 stasiun di mana 1 stasiun tersebut tidak ada bekasnya sama sekali, dan 7 stasiun masih ada, namun sudah beralih fungsi menjadi toko, bangunan kosong, toko genteng, kegiatan belajar mengajar anak, dan toko kelontong, dengan kondisi yang ada, dari kondisi jembatan dominan sudah tidak dapat digunakan karena lapuk, ada 13 jembatan yang 3 jadi jalan motor sisanya sudah lapuk,” ungkapnya.

Jujun menambahkan, Dirjen Perkeretaapian sudah melakukan kajian di tahun 2022 membahas reaktivasi jalur kereta tersebut, secara proporsional PT KAI memiliki otoritas untuk kemudian melakukan konsesi dan pengelolaan dalam segala aspek, baik dari anggaran, dan hal teknis lainnya yang berkaitan dengan para stakeholder.

Komentar