Jakarta, Liputan.co.id – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, merangkul tiga partai politik penolak RUU Pemilu dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Ormas. Tiga partai politik tersebut yaitu Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Demokrat.
Hitungan Fadli, dengan dirangkulnya tiga partai politik tersebut, maka dimungkinkan berlanjut dalam bentuk koalisi partai politik pendukung pasangan calon presiden di pemilu serentak 2019.
“Tentu dong, kita pasti berkoalisi. Komunikasi dan silaturahim untuk berkoalisi misalnya sangat diperlukan bagi masa depan bangsa dan negara,” kata Fadli, kepada wartawan yang mencegatnya di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Diakuinya, Partai Gerindra masih melakukan pendekatan koalisi dengan tiga partai lain yang “sejalan” sewaktu sama-sama menolak disahkannya RUU Pemilu dan Perppu nomor 2 tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
“Hitung-hitungannya kan Gerindra koalisi dengan PKS cukup. Gerindra dengan PAN cukup. Gerindra dengan Demokrat cukup. Apalagi kalau koalisi empat partai, pasti lebih kuat lagi, kan begitu,” ungkapnya, seraya menyatakan koalisi itu dalam rangka dukungan calon presiden Prabowo Subianto.
Untuk itu, Fadli mengisyaratkan Gerindra menjadwalkan pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono baik selaku Ketua Umum Partai Demokrat maupun Presiden RI ke-6 periode 2004-2014. “Peluang berkoalisi dengan Demokrat, yang disebut banyak pihak sulit terealisasi, masih sangat mungkin terbentuk. Koalisi dengan parpol pendukung pemerintah pun bisa saja terjadi. Politik itu sangat dinamis,” pungkasnya. (zul)
Komentar