Catat! 10 November Partai Gelora Deklarasi

Jakarta – Setelah melakukan sosialisasi secara masif melalui media sosial (medsos) selama ini, mantan pentolan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah, segera mendeklarasikan Partai Gelombang Rakyat (Gelora).

Rencana deklarasi Partai Gelora itu diungkap Fahri lewat whatsapp-nya kepada wartawan, Senin (4/11/2019).

Bahkan kata Fahri, telah diluncurkan logo Partai Gelora di jejaring medos, dan membuat sejumlah atribute antara lain bendera, topi dan kaos dengan logo Partai Gelora.

“Termasuk struktur partai juga sudah terbentuk sampai ke daerah. Kita main pelan aja dan Insya Allah nanti tanggal 10 November 2019 nanti kami akan deklarasikan,” ungkapnya.

Ditanya soal nasib Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI), menurut Fahri, GARBI akan tetap berdiri sebagai ormas, sementara Partai Gelora dibentuk justru berasal dari aspirasi teman-teman di GARBI juga.

Dia juga mengakui, banyak yang mengira bahwa partai ini merupakan transformasi dari organisasi kemasyarakatan GABRI yang juga didirikannya bersama Anis Matta pada 2017 silam.

“Partai Gelora ini berasal dari aspirasi teman-teman di Garbi juga. Mereka berpikir, setelah membuat ormas, apa salahnya juga mendirikan partai politik. Nah, muncullah ide-ide (membentuk Partai Gelora) ini. Mudah-mudahan, akan kami konkretkan di lapangan,” ujarnya.

Terkait dengan nama Gelora atau Gelombang Rakyat ini, ujar Fahri, terinsipirasi dari keinginan membangunkan kembali apa yang telah lama tertidur, yakni kejayaan bangsa. Selain itu, juga terinspirasi dari Rodrigo ‘Koxa’ seorang peselancar ombak besar dan olahragawan air ekstrem berkebangsaan Brasil.

“Rodrigo itu pemegang rekor peselancar ombak terbesar di Nazaré, Portugal, pada 8 November 2017. Inspirasi dari Rodrigo Koxa itu: jangan takut…gelombang rakyat akan mendorong kita melaju ke depan…menjadi yang tercepat dan menang…mari bersama Gelora Indonesia menjemput kejayaan Bangsa…!” sebut Fahri Hamza.

Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 itu menargetkan Partai Gelora nanti ikut dalam pesta demokrasi pemilihan kepala daerah 2020. Karena menurutnya, banyak anggota partainya nanti yang memiliki potensi untuk menjadi kepala daerah.

“Iya itu diantaranya karena banyak di antara teman-teman itu kepala daerah petahana, atau orang yang punya peluang jadi kepala daerah. Sehingga mereka ingin set up dulu organisasinya. Untuk maju bersama-sama dengan partai lain,” pungkasnya.