Juli Belajar Tatap Muka Dimulai, Anggota MPR: Hukum Tertingginya Keselamatan Peserta Didik

Jakarta – Anggota MPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda menyatakan mendukung keinginan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk memulai proses belajar tatap muka pada Juli 2021 nanti.

Pertimbangannya menurut Ketua Komisi X DPR itu, sudah satu tahun belakangan para peserta didik di Indonesia belajar secara dalam jaringan (daring) yang efektifitasnya tidak lebih dari 30 persen karena tidak semua orang mampu berperan sebagai guru dalam mendidik anaknya.

“Kalau lebih lama lagi belajar secara daring, dikhawatirkan para pelajar ini akan kehilangan lebih banyak learning loss. Dalam konteks itu, kita setuju belajar tatap muka di mulai Juli nanti,” kata Syaiful, saat diskusi 4 Pilar MPR, bertajuk “Persiapan Dibukanya Sekolah Tatap Muka di Era New Normal”, di Media Center DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/3/2021).

Untuk melaksanakan belajar tatap muka ini lanjutnya, hukum tertingginya adalah keselamatan peserta didik. “Ini tidak bisa ditawar,” tegasnya.

Selain itu lanjutnya, vaksinasi bagi lima juta guru harus dipenuhi terlebih dahulu. Demikian juga dengan keharusan pemenuhan sarana protokol kesehatan. “Ini perlu skema di luar Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untul mengafirmasi pengadaan protokol kesehatan di semua sekolah,” ujarnya.

Kelengkapan protokol kesehatan ini menurut Syaiful, sangat mengkhawatirkan setelah melihat hasil penelitian Komisi Perlindungan Anak Indonesia terhadap 12 sekolah favorit di Jakarta, Bandung, dan Depok. “Cuma dua sekolah yang siap dan memenuhi syarat protokol kesehatan,” ungkapnya.

Karena itu, Syaiful meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengafirmasi ketersediaan protokol kesehatan tidak cuma melalui dana BOS.

“Apalagi faktor luar sekolah, itu tak bisa dipisahkan. Harus ada dalam satu kesatuan pelaksanaan protokol kesehatan. Harus pula ada simulasi di sekolah juga simulasi dari rumah ke sekolah dan sekolah ke rumah. Saya bayangkan para orang tua harus antar dan jemput anaknya, minimal dengan motor,” ujarnya.

Dia tambahkan, pada Juli itu pembelajaran tatap muka dibuka untuk PAUD, SD dan SMP. “Kelompok pelajar ini yang kehilangan suasana belajar. Perguruan Tinggi, data Dikti sebanyak 4.500 PT sudah melaksanakan pembelajaran daring,” pungkasnya.

Komentar