Jakarta, liputan.co.id – Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris menilai data elektrifikasi yang disampaikan oleh Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada saat Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Kepulauan Riau kurang jelas.
Penyebabnya menurut Yuliani, basis elektrifikasi itu masih belum jelas, apakah berbasis desa atau kecamatan?
“Kementerian ESDM ataupun PLN menyampaikan data elektrifikasi misalnya 75 persen, tetapi nyatanya tidak seperti itu,” kata Yuliani, lewat rilisnya, dari Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (3/5/2018).
Misalnya di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan yang daerah pemilihannya yang sangat dekat dengan Makassar, disebut elektrifikasinya 100 persen. Namun ujar Yuliani, faktanya masih banyak dusun yang belum teraliri listrik.
“Mungkin karena daerah kepulauan, itu biasanya PLN hanya membuat daerah yang sudah ada tiang-tiang listriknya, sisanya hanya menyambung. Karena kalau belum sama sekali ada tiang listriknya, merupakan pekerjaan yang agak berat bagi PLN. Nah mungkin harus ada pembicaraan antara PLN dengan Kementerian ESDM,” sarannya.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjelaskan, saat ini untuk tenaga energi baru terbarukan (EBT) sudah diserahkan oleh Kementerian ESDM ke PT (Persero) PLN. Menurutnya, dengan penyerahan ini daerah kepulauan tidak perlu lagi memakai tiang listrik tetapi menggunakan tenaga matahari.
“Kalau ingin elektrifikasi daerah kepulauan itu bisa 100 persen, maka harus menggunakan energi matahari,” pungkas wakil rakyat dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan itu.
Komentar