Kuatkan Persaudaraan, Negeri Lima – Hatu Jabodetabek Gelar Acara Halal Bihalal

JAKARTA – Ikatan Gandong (Saudara) antara masyarakat Desa Negeri Lima dan Desa Hatu terus dikuatkan. Hal itu terlihat dengan digelarnya acara ‘Baku Dapa’ sekaligus Halal Bihalal yang berlangsung di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada, Sabtu (5/6).

Acara ‘Baku Dapa’ ini bertujuan untuk menguatkan persaudaraan kedua desa yang sudah terjalin ratusan tahun lalu. Kepala Pemuda Negeri Lima Jabodetabek Syarief Salong menuturkan, ikatan persaudaraan antara Desa Negeri Lima dan Desa Hatu ini sudah terjalin ratusan tahun lalu, dan harus dijaga.

Salah satu cara menjaga persaudaraan ini, kata Syarief Salong adalah dengan menguatkan silaturahmi antara masyarakat Negeri Lima dan masyarakat Hatu yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya.

“Enam bulan sekali tetap lakukan silaturahmi. Ikatan saudara (darah) ini sudah terjalin sejak nenek moyang kita, yang mana mereka lahir dari satu rahim yang kemudian disebut Gandong,” ucap Syarief.

Bersamaan dengan itu, Ketua paguyuban masyarakat Desa Hatu Jabodetabek Yosep Lekatompesy mengatakan, masyarakat Negeri Lima dan Hatu harus menjaga ikatan Gandong  ini, karena hal ini mampu menyatukan dua komunitas agama yang berbeda.

“Yang penting dijaga adalah ikatan Gandong, karena ini penting walaupun Kaka Islam dan Ade Kristen tetap kita jaga gandong ini, karena sangat penting merekat persaudaraan,” kata Lekatompesy disela-sela acara.

Ketua Paguyuban Masyarakat Hatu Jabodetabek, Yosep Lekatompesy

“Kita selalu menjaga tali silaturahmi ini dengan melakukan kumpul-kumpul, nanti pengurus saling berkoordinasi, kita sudah pernah buat dua tahun lalu dan terus berjalan,” tambahnya.

Lelaki yang akrab disapa Bapa Ade ini melanjutkan, pandemi Covid-19 tidak boleh memutus silaturahmi antara kakak dan adik di rantauan, namun protokol kesehatan harus diutamakan demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Meski Corona sedikit menghambat, namun kita tetap menjaga silaturahmi ini, kalau pepatah Negeri Lima – Hatu itu ‘Ale Muna’a aku na’a’ artinya ‘Ale punya beta punya’,” tutupnya. (***)

Komentar