Sebarkan Hoaks tentang Erick Thohir, Faizal Assegaf Dianggap Mengotori Ruang Publik dan Tidak Beradab

JAKARTA – Pengamat politik sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam mengatakan apa yang dituduhkan Faizal Assegaf terhadap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan menuding memiliki banyak istri dan menelantarkan anak merupakan cara berpolitik yang rendah.

Surokim menilai, isu tersebut cukup sensitif dan mudah tersebar ke masyarakat karena memang menjadi jalan pintas untuk menurunkan kredibilitas dan elektabilitas seseorang, namun cara-cara seperti itu dinilai tidak beradab.

“Cara yang paling gampang untuk mendowngrade seseorang itu dengan seperti itu karena isu-isu seperti itu relatif sensitif mudah tersebar dan diyakini orang jadi itu memang selalu menjadi jalan pintas, karena cepat menurunkan kredibilitas dan elektabilitas seseorang,” kata Surokim, Kamis (8/9/2022).

Oleh karenanya, menurut Surokim, apa yang diunggah oleh Faizal Assegaf layak kalau ditanggapi secara serius pasalnya kalau dibiarkan bisa menghantam karakter seseorang sebagai pejabat publik atau sebagai tokoh apalagi menyangkut marwah keluarga yang harus dijaga kehormatannya.

Tetapi ketika ditanggapi akan menghabiskan energi hal-hal seperti itu, kalau tidak ditanggapi menjadi isu liar sehingga kemudian hal-hal seperti itu bisa berkembang yang kemudian bisa merugikan reputasi seseorang. Menurutnya, baik Faizal Assegaf atau siapapun harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya di ruang publik.

“Politik itu kadang cara-caranya sering berselera rendah dan memang harus ada pertanggungjawaban publik bagi siapa saja yang menggunakan hal-hal seperti itu karena kan itu tidak hanya negatif campaigne tetapi kalau faktanya tidak ada kan potensinya menjadi black campaigne,” tegasnya.

Sementara kalau black campaigne, Surokim menilai lebih kepada fitnah sebab faktanya tidak ada hanya sekedar tuduhan tidak mendasar yang hanya mengotori ruang publik.

“Politik-politik seperti itu akan mengotori ruang publik kita dan menurut saya itu yang akan menjauhkan politik peradaban kita, yang sejauh ini dibangun dengan ruang politik beradab. Saya kira harus dihindari hal-hal seperti itu sehingga kita bisa mendorong ruang publik kita lebih demokratis sekaligus juga bertanggung jawab,” ucapnya.

“Kadang sering dilupakan oleh banyak orang jadi dibalik kebebasan demokrasi politik kita melekat di dalamnya tanggung jawab sosial yang harus dipegang teguh dengan demikian politik yang adil dan beradab,” imbuh Surokim.

Jika nanti kasus itu berlanjut sampai ke meja hijau, nanti hakim yang memutuskan apakah bersalah atau tidak dan motif apa yang melandasi Faizal Assegaf melakukan hal tersebut.

“Padahal nantinya kalau tidak terbukti ujung-ujungnya di tuntut di pengadilan nanti minta maaf. Nah inilah yang saya kira butuh kedewasaan politik kita bersama karena menurut saya hal-hal seperti itu seyogyanya tidak memenuhi ruang publik kita dan politik-politik yang menurut saya selera rendah,” beber Surokim.

Ia berharap mendekati tahun politik ini, ruang publik diisi dengan ruang gagasan dan menghindari hoax yang bisa menjatuhkan reputasi seseorang.

“Saya kira semangat politik kita sehingga kemudian politik kita tidak terjerumus ke selera rendah saya katakan hal-hal seperti itu kalau tidak ada faktanya kan betul-betul selera rendah bisa jadi jatuhnya fitnah. Mari kita dorong politik kita lebih dewasa mari kita dorong politik kita lebih beradab mari kita dorong politik kita lebih rasional dengan bertempur dengan gagasan,” pungkasnya.

Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Ahmad Fahrurrozi atau akrab disapa Gus Fahrur mendorong pelaporan Erick Thohir terhadap Faizal Assegaf harus diusut sampai tuntas sebab sudah cukup mengganggu ketentraman keluarga.

“Ya kita dukung pelaporan itu agar diusut tuntas. Segera di proses hukum sesuai aturan, Faizal Assegaf harus membuktikan ucapannya jangan asal, karena itu sudah menyangkut keluarga dan ketenteraman rumah tangga seseorang,” ucapnya.

Gus Fahrur menegaskan, sebagai seorang muslim, Faizal Assegaf harus berhati-hati dalam ucapan dan harus menjaga lisannya agar tidak menyebarkan fitnah atau perkataan dusta.

“Sebagai seorang muslim dia wajib berhati hati dengan ucapannya, Rasullullah bersabda tentang bahaya hoaks dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhari berbunyi: “Maukah kalian aku beritahu tentang sebesar-besar dosa besar? Yaitu mempersekutukan Allah dan durhaka pada kedua orang tua. Ketahuilah juga, termasuk perkataan/persaksian dusta/palsu,” kata Gus Fahrur.

“Menyiarkan kabar hoax itu termasuk dosa besar,” tegasnya. (***)

Komentar