Tagih Komitmen Airlangga, Kader Golkar Papua Mengaku Dapat Tekanan Karena Suarakan Munaslub

JAKARTA – Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Papua, Max Richard Krey mengaku mendapat tekanan dari pengurus DPP Golkar setelah menyuarakan untuk menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Sebagai kader Golkar, Max menginginkan agar di Pemilu 2024 partai berlambang pohon beringin itu menjadi partai pemenang, namun saat ini sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, oleh sebab itu Max memilih bergabung dengan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) dalam rangka menyelamatkan partai.

“Mungkin saya ingin menyampaikan lagi bahwa saya hadir di sini tidak mewakili DPD Golkar Papua, karena jujur saja kemarin saya ditekan langsung ketika saya ngomong di media, kemudian saya ditekan bawa nama pribadi,” kata Max dalam diskusi bertajuk ‘Selamatkan Partai Golkar Menuju Kemenangan Pileg 2024’ di Jakarta, dikutip Kamis (27/7).

“Oke saya akan muncul sebagai kader Partai Golkar bergabung dengan teman-teman di GMPG,” imbuhnya.

Max merasa miris sebagai partai yang memiliki suara yang terbesar ketiga, tidak mampu mengusung calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) sendiri, karena buruknya kepemimpinan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sehingga berdampak kepada elektabilitas ketua umum sendiri dan juga partai.

Padahal kata Max hasil Musyawarah Nasional (Munas) 2019 dan Rapat pimpinan nasional (Rapimnas) 2021 memberikan mandat agar Airlangga maju sebagai capres di Pilpres 2024, tapi elektabilitas Airlangga kalah bersaing dengan tokoh lain dan tidak mampu berbuat apa-apa.

“Kesepakatan tersebut tidak mampu dilakukan oleh Airlangga Hartarto hingga perlu dilakukan munaslub untuk menggantikan ketua umum sekaligus menyelamatkan partai di Pemilu 2024 nanti,” ucapnya.

Oleh karena itu, Max mengajak para pengurus Partai Golkar Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dari tingkat Provinsi dan juga Kabupaten yang memiliki hak suara mendorong diadakannya munaslub.

Langkah itu menurut Max harus segara diambil dan dilakukan bersama-sama demi menyelamatkan dan membesarkan partai yang identik dengan warna kuning tersebut.

“Jadi hari ini saya mengatakan, saya mengajak seluruh teman-teman dari daerah yang ada di DPD 1 dan DPD 2 di seluruh Indonesia mari kita berpikir ke depan, bagaimana caranya kita membesarkan partai Golkar di daerah masing-masing dengan memenangkan partai Golkar di daerah kota masing-masing,” ujarnya.

Max memiliki keyakinan hampir 100 persen DPD seluruh Indonesia menginginkan digelarnya munaslub.

Tetapi Max menjelaskan upaya menyelamatkan partai dengan jalan munaslub mendapatkan tekanan salahsatunya berupa ancaman akan dicoret dari Daftar Calon Sementara (DCS) hingga hilang di Daftar Calon Tetap (DCT) di Pileg 2024.

“Ketika mereka bicara langsung dicoret dari nomor untuk DCS DCT untuk jadi DPR, percaya enggak, mereka tetap angkat aja Airlangga, Airlangga, Airlangga. Tapi kalau terjadi sesuatu seperti yang disampaikan oleh Bang Sirajuddin pasti semua akan sepakat, bahkan bukan 2/3, tapi 100 persen minta untuk munaslub,” ungkapnya.

Selain itu diakui Max, langkah GMPG menggelar diskusi publik untuk menyelamatkan partai menjelang Pemilu 2024 adalah langkah tepat, karena tradisi kader Golkar adalah berdiskusi untuk menyelesaikan masalah, bukan menggunakan aksi premanisme atau ancam-mengancam.

Lewat diskusi, kata Max, jalan menuju penyelamatan partai akan terjadi karena banyak ide dan gagasan disampaikan oleh kader untuk membesarkan partai ke depan.

“Bahwa hari ini GMPG melakukan kegiatan ini merupakan hal yang sangat baik dan kami semua mencintai partai, sehingga apapun yang kita lakukan adalah untuk membesarkan Partai Golkar bukan mengecilkan, bukan mau menjadi lawan tanding kepada DPP, tapi hari ini kita sayangkan bahwa diskusi itu tidak dilakukan,” jelas Max

“Bukan berarti kita harus bertengkar dengan yang ada dari teman-teman GMPG yang lain, saya sayangkan itu,” pungkasnya. (***)

Komentar