Bantu Jamaah Lelah dan Bingung, Cucun: Evaluasi Kesiapan Petugas Haji

LIPUTAN.CO.ID, Makkah – Pagi itu matahari belum terlalu terik ketika ribuan jemaah haji Indonesia bersiap meninggalkan Tanah Suci usai menyelesaikan rangkaian ibadah haji, termasuk tawaf wada di Masjidil Haram.

Di tengah hiruk-pikuk ribuan jemaah, Ketua Tim Pengawas Haji (Timwas Haji) DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menemukan seorang jemaah Lansia tampak kelelahan dan kebingungan seorang diri.

Jemaah tersebut adalah pria berinisial MAZ, asal Surabaya, Kloter SUB 87 Rombongan 3. Dia terpisah dari rombongan usai melaksanakan tawaf wada. Diduga kelelahan setelah perjalanan dari Mina ke Masjidil Haram, MAZ kehilangan arah untuk kembali ke hotel.

“Saya lihat Bapak ini sendirian, terlihat lelah dan bingung. Akhirnya saya hampiri dan tanya beliau dari mana, tinggal di hotel mana,” ujar Cucun, mengenang kejadian tersebut, di Makkah, Arab Saudi, Selasa (10/6/2025).

Cucun langsung berinisiatif menenangkan MAZ sembari mencari informasi dari gelang identitas yang dikenakan jemaah. Berbekal gelang dan bantuan jemaah lainnya, ia berusaha menelusuri titik kloter dan rombongan. Di tengah proses tersebut, petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) datang dan mengambil alih penanganan.

Beruntung, MAZ akhirnya bisa diantar kembali ke hotel tempatnya menginap oleh petugas. Insiden ini, menurut Cucun, menjadi gambaran nyata pentingnya kesiapsiagaan petugas di hari-hari terakhir ibadah haji.

“Ini momen pasca puncak haji. Seharusnya petugas sudah kembali siaga, apalagi di area Masjidil Haram. Mereka harus tahu cara menangani jamaah tersasar seperti ini dari identifikasi gelang, lokasi hotel, sampai pengantaran,” ungkap Cucun.

Menurut politikus PKB itu, peristiwa tersebut akan menjadi salah satu catatan evaluasi bagi Timwas Haji DPR RI, terutama terkait sistem pemantauan jemaah lanjut usia dan kondisi pasca Mina, di mana banyak jemaah mengalami kelelahan fisik.

“Ini bukan hanya soal kesiapan teknis, tapi soal kemanusiaan. Jangan sampai ada jemaah yang tersesat atau terlantar tanpa pertolongan,” tegas Wakil Ketua DPR RI itu.

Kisah pertolongan kecil ini menjadi pengingat bahwa di tengah kompleksitas penyelenggaraan haji, sentuhan kepedulian dan respons cepat tetap menjadi kunci kenyamanan dan keselamatan jemaah Indonesia di Tanah Suci.

Komentar