LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Anggota Komisi II DPR RI, Guspardi Gaus mengatakan tahun 2023 sebagai momen untuk berbenah dan konsolidasi yang lebih kuat bagi seluruh pemangku kepentingan pendukung konstitusionalisme dan demokrasi menuju pelaksanaan Pemilu 2024 nanti.
“Tahun 2022 yang lalu dipenuhi berbagai dinamika politik lengkap dengan kontroversi di dalamnya, di antaranya wacana perpanjangan masa jabatan Presiden yang kemudian ditolak dengan tegas oleh Presiden Jokowi karena beliau taat kepada konstitusi,” kata Guspardi kepada wartawan, Senin (9/1/2022).
Bahkan, lanjutnya, di penghujung tahun 2022, dinamika politik Indonesia kembali diwarnai wacana kembali ke sistem proporsional tertutup. Padahal sistem proporsional terbuka sudah teruji dan telah dilaksanakan sejak Pemilu 2009 silam.
“Belum lagi munculnya isu intimidasi terhadap Komisioner KPUD untuk meloloskan atau tidak meloloskan partai tertentu sebagai peserta Pemilu 2024, sehingga tak berlebihan jika saya menilai tahun 2023 ini sebagai tahun untuk berbenah dan melakukan konsolidasi yang lebih kuat bagi seluruh pemangku kepentingan pendukung konstitusionalisme dan demokrasi,” ujarnya.
Diingatkannya, Pemilu 2024 menjadi strategis bukan hanya karena Pileg dan Pilpres dilaksanakan pada tahun yang sama dengan Pilkada. Pemilu 2024 menjadi momentum politik bagi pertaruhan konsolidasi demokrasi. Sebab, di tahun 2023 ini, partai politik juga sudah mulai melakukan konsolidasi untuk menyatukan pandangan yang pada akhirnya akan mendeklarasikan pasangan Capres dan Cawapres yang akan diusung pada Pemilu 2024.
“Pesta demokrasi lima tahun sekali ini, jangan hanya kuat secara prosedural, yang paling penting adalah kuat secara substansial. Pemilu 2024 harus berjalan tepat waktu dengan dipenuhinya asas Pemilu Luber, jujur dan adil. Tujuannya, gar tercipta kompetisi yang sehat, partisipatif dan mempunyai derajat keterwakilan yang lebih legitimasi,” pungkasnya.
Komentar