Oleh: Elnino M Husein Mohi***
Tidak dapat dipungkiri lagi, sejak dahulu kala Prabowo Subianto selalu konsen pada “capital flow out of Indonesia“. Masalah besarnya cuma satu, tergambar pada buku “Paradoks Indonesia” yang ditulis sendiri oleh Prabowo Subianto, yaitu bahwa kekayaan alam Indonesia begitu besar tapi rakyatnya hidup dalam kemelaratan.
Sementara itu, pada kenyataannya, asymmetric war selalu ditujukan kepada negara nomor 4 yang terbanyak penduduknya ini. Tampak pada Facebook, contohnya, yang setiap status kita adalah untuk menjawab pertanyaan “What is on your mind?”. Apa artinya? Artinya Indonesia saat ini–termasuk ketika Anda sedang membaca artikel ini–sedang dikendalikan oleh Facebook sejak dari dalam pikiran.
Itulah yang menjadi biang “keterjajahan” kita tetapi kita dibuat terlena dan tak bisa menyadarinya. Kita, manusia di Indonesia, masih terjebak pada hal-hal yang sloganistik, administratik, dan menjunjung popular culture tanpa mau memperhatikan substansi untuk masa depan Indonesia.
Untung Indonesia punya presiden seperti Prabowo. Pemimpin ini agak lain, memang, dibandingkan dengan manusia Indonesia pada umumnya. Prabowo punya visi yang berulang kali dia katakan bahwa dia ingin kembali menghadirkan pikiran-pikiran hebat sebagaimana pikiran para pendiri negara ini; Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain sebagainya ketika mendirikan Republik ini.
Visi Presiden Prabowo yang dahsyat itu perlu dipahami dengan memberi konteks pada teks yang keluar. Pertama, mau tak mau, sadar atau tidak, anak dan cucu kita akan hidup pada zaman yang penuh dengan IOT, AI, robot, dll. Dan itu dekat. Maka letakkanlah omongan Prabowo itu pada keadaan masa depan tersebut.
Kedua, visi dahsyat Prabowo itu membutuhkan seorang menteri yang tepat untuk mengejawantahkannya; membuatnya menjadi nyata. Dalam hal ini, kementerian yang paling relevan adalah Komdigi yang dipimpin oleh seorang mantan wartawan berkelas dunia seperti Meutya Hafid. Sudah begitu, salah satu Wakil Menteri Komunikasi Digital atau Komdigi adalah Angga Prabowo yang mantan pengawal Presiden Prabowo. Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Komdigi adalah Garda terdepan pertahanan Indonesia. Tak boleh lagi bangsa ini “dijajah” sejak dari pikiran. Garis bawahi tuh: sejak dari pikiran.
CDIO
Dalam pemerintahan ini, Meutya Hafid sebagai Menteri Komdigi perlu menempatkan dirinya sebagai “Chief Technology Officer” (CTO) atau “Chief Digital Information Officer” (CDIO).
Dengan menempatkan diri sebagai CDIO, misalnya, maka Meutya dapat melakukan hal-hal ini:
Pertama, Transformasi Digital. CDIO dapat memimpin inisiatif transformasi digital, memastikan bahwa teknologi digunakan secara efektif untuk meningkatkan layanan publik dan efisiensi pemerintahan.
Kedua, Keamanan Siber. Dengan meningkatnya ancaman siber, seorang CDIO dapat mengembangkan dan mengimplementasikan strategi keamanan siber yang kuat untuk melindungi data dan infrastruktur negara.
Ketiga, Inovasi Teknologi. Mereka dapat mendorong inovasi teknologi dalam sektor publik, membantu negara untuk tetap kompetitif dan adaptif terhadap perubahan teknologi.
Keempat, Pengelolaan Data. Posisi ini juga penting untuk pengelolaan data yang lebih baik, memastikan bahwa data digunakan secara optimal untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Beberapa negara telah mengadopsi posisi CDIO dalam struktur pemerintahan mereka: USA, UK, dan Australia. Di USA, ada CTO yang bertanggungjawab untuk mengarahkan kebijakan teknologi dan inovasi di tingkat nasional. Di UK ada Government Chief Digital Officer yang memimpin transformasi digital di sektor publik. Australia juga memiliki Chief Digital Officer yang bertugas untuk memajukan agenda digital pemerintah.
Posisi CDIO ini membantu negara-negara tersebut dalam mengelola dan mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan layanan publik.
Lihatlah. China sudah lama memiliki Baidu untuk menggantikan Google sebagai search engine, punya Weibo untuk mengganti Facebook, punya WeChat untuk gantikan WhatsApp, dst. Pertanyannya adalah; kapan negara ini memiliki secara mandiri udara/frekuensi yang ada di negara ini sesuai visi Presiden Prabowo?
Anggota Komisi 1 DPR RI yang bermitra dengan TNI, Menhan, BIN, Menlu RI, dan Menteri Komdigi***
Komentar