LIPUTAN.CO.ID, Jakarta – Komite III DPD RI menilai permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam dunia pendidikan masih sangat kompleks, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah.
Hal itu dikatakan Ketua Komite III DPD RI Filep Wamafma dalam Rapat Kerja dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmes) RI Abdul Mu’ti di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/25).
“Permasalahan pendidikan di Indonesia masih sangat kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling terkait,” kata Filep.
Senator Indonesia asal Papua Barat itu menjelaskan ada beberapa permasalahan di dunia pendidikan Indonesia, di antaranya soal kesenjangan akses pendidikan akibat kurangnya sekolah, tenaga pendidik, dan keterbatasan infrastruktur.
“Tidak hanya itu, masih terjadi kesenjangan kesejahteraan antara guru Aparatur Sipil Negara (ASN) dan non-ASN atau honorer, baik di sekolah negeri dan swasta serta standar kompetensi mengajar yang belum memadai,” ujarnya.
Permasalahan lain juga ada, seperti pengangkatan guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). “Jumlah guru honorer di Indonesia yaitu 700 ribuan, di mana terdapat rekrutmen pada tahun 2024 sebanyak 300 ribuan formasi P3K, sehingga masih tersisa sekitar 400 ribuan guru honorer yang belum diangkat menjadi P3K,” ungkap Filep.
Selain itu,Filep juga menyoroti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dengan matang.
Sebab, pada tingkat teknis pelaksanaan maupun kebijakan, Program MBG masih ditemui beberapa permasalahan. “Pada tingkat teknis, terdapat temuan di beberapa daerah, sejumlah siswa mengeluhkan soal sayuran yang rasanya tidak sesuai dengan lidah anak-anak. Ada pula yang kecewa karena tak dapat susu seperti yang dijanjikan,” ujarnya.
Filep menambahkan baru-baru ini juga telah terjadi peristiwa keracunan sejumlah siswa di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Sukoharjo pada menu makanan program MBG. Bahkan, beberapa sekolah terlambat sampai dua jam menerima makanan bergizi gratis.
“Oleh karena itu kami mengharapkan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Dinas Pendidikan di setiap provinsi untuk berperan aktif, serta bersinergi dengan Pemda dalam mengatasi berbagai permasalahan di dunia pendidikan serta berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional RI,” pintanya.
Dalam Raker, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengaku pihaknya saat ini sangat konsen terhadap guru-guru honor yang diangkat P3K.
Menurutnya, rekrutmen guru P3K dibutuhkan untuk memastikan layanan pendidikan terus berjalan dan memenuhi standar mutu di seluruh Indonesia.
“Kita saat ini konsen terhadap guru-guru honor yang diangkat P3K untuk memenuhi standar mutu pendidikan di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Abdul Mu’ti juga menjelaskan untuk program MBG koordinatornya yaitu Badan Gizi Nasional. Pihaknya mengakui bahwa sekolah hanya objek untuk program tersebut.
“Anggaran ada di Badan Gizi Nasional, kami hanya pelengkap atau peserta saja di mana sekolah merupakan objek. Untuk permasalahan MBG kami belum memiliki datanya, dan sekolah mana saja yang menjadi sasaran MBG,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Anggota DPD RI Provinsi asal Papua Barat Daya Hartono menilai saat ini tenaga pendidik atau guru honorer yang diangkat P3K menimbulkan permasalahan baru yang mengakibatkan sekolah-sekolah swasta kekurangan guru pengajar setelah pengangkatan P3K.
“Kita telah menerima aspirasi masyarakat bahwa kekurangan guru di sekolah-sekolah swasta, karena guru yang diangkat P3K sekarang pindah mengajar di sekolah negeri. Maka ini menjadi catatan penting bagi pemerintah untuk bisa mengatasinya,” imbuhnya.
Anggota DPD RI asal Provinsi Papua David Harol Waromi meminta Mendikdasmen untuk memberikan kemudahan akses anak-anak di Papua menuju ke sekolah. Lantaran, mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk ke sekolah.
“Maka dalam kesempatan ini kami meminta Pak Menteri bisa memberikan bis sekolah untuk anak-anak Papua menuju ke sekolah. Kasihan pak, anak-anak harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh ke sekolah,” imbuhnya.
Komentar